Rabu, 30 November 2011

KAMBOJA PUTIH DI ATAS BUKIT TANYA

Ini tentang kita yang saling mencumbu punggung di bawah rindang kamboja putih pada satu senja di atas bukit berhias mendung dan udara yang membuatku menggigil,

Dulu ku daki bukit ini dengan luka dan airmata, sayang
Tak ada peduli ku ketika dari kedua mata ini darah itu mengucur
Sayang, aku hanya ingin sendiri sesampai ku di atas sana
Ku tinggalkan semua harga diri yang lalu ku ludahkan begitu saja
Dan aku sampai disini!
Sendiri menghibur diriku yang masih memuja pilu
Meminum lagi airmataku untuk diri yang belum mau berdamai
Meratapi diriku sampai ku dapati dirimu disamping ku
Dirimu yang menangis lebih hebat dalam pilu, ya...dirimu
Kau disini bersamaku,
Dirimu yang ku kenali bak cermin diriku yang kemarin
Diriku yang masih berseru pada harap ketika terus menangis,
"Berikanku lagi satu hati yang lelah mencari, biarkan kami mendapati..."
Dirimu yang ingin ku miliki ketika dulu aku menangis tanpa pemilik
Diriku yang lelah mencari namun masih meminta dirimu datang
Kita disini sekarang,
Tak lagi berani meminta meski masih menyimpan harap
Bilakah kau berikan duniamu untukku sekarang ketika dengan sisa hati terakhir kuberikan semuaku padamu?

Kamboja tua ini akan bertemu lagi dengan kemarau dan membuang ranting-ranting tuanya. Mungkin akan mati dan tak lagi bisa membuat kita meneduhkan ratapan kita. Apakah kita masih akan bertukar punggung dengan luka yang kita cintai ataukah kau buang punggungmu untuk senyum di musim kemarau yang menguatkan kamboja tua kita?
Baca Selengkapnya - KAMBOJA PUTIH DI ATAS BUKIT TANYA

Selasa, 29 November 2011

BIDUAN KAMAR SEBELAH


Pagi adalah sisa alkohol
Tubuh rapuh yang menolak
Kejujuran yang konyol
Dan terang yang kau tolak

Senja menanyaimu,
Inikah hari yang belum juga hendak kau akhiri?
Biduan harus selalu merdu
Hidup belum membawa mati ketika hatimu  tak pernah mau pergi

Malam adalah  episode hidup biduan kamar sebelah
Terus bernyanyi diantara sentuhan pembeli tubuhmu
Membunuh tangis dengan bir dalam harap akhir kisah
Kau biduan kamar sebelah yang terus menipu diri dengan lagu pilu

Kaulah biduan kamar sebelah tanpa garis takdir
Terbuang pada malam-malam dimana kau cari arti bahagia
Kaulah penghibur yang tak pernah terhibur di batas akhir
Terus mencari diri pada legamnya malam dalam tuanya lelakon drama
Baca Selengkapnya - BIDUAN KAMAR SEBELAH

RONGGENG TANPA RAUT MUKA


Nenekku Ronggeng, bukan perempuan jalang
Pinggulnya lincah menari berteman selendang
Ayu  tanpa cela bahkan di benderangnya siang
Dia pelajari langkah tari hingga tumitnya ketat
Siang malam terus melatih diri tak kenal kiamat
Nenekku penari, bukan penjaja aurat

Ibuku juga Ronggeng, bukan penjual diri
Senyuman di ujung bibirnya laksana prasasti
Matanya adalah irama tarian dalam  alur suci
Dia menari sejak belum terlahir dari rahim
Merah darah Ronggeng membuatnya begitu takzim
Ibuku penikmat gamelan, bukan penari zalim

Aku Ronggeng yang tak pernah terlahir
Yang kalian paksa mati ketika rahim ibuku  kalian  koyak tanpa akhir
Aku bakal anak seorang Ronggeng yang terus kalian cibir
Yang merasuki tubuh kalian  dan  menari pada malam-malam tak biasa
Aku Ronggeng tanpa raga dan raut muka
Tetap akan menari dengan airmata leluhurku yang selalu kalian pandang hina
Baca Selengkapnya - RONGGENG TANPA RAUT MUKA

Senin, 28 November 2011

AKU BUKAN SETENGAH BAGIANMU

Kau bukan pelengkap
Tak pernah ada ketika ku mau kau ada
Kau bukan penggenap
Tak pernah disini ketika ku di sapa hampa

Kau bukan aku
Tak pernah merasakan cintaku yang terkikis
Kau bukan milikku
Tak pernah memberiku keutuhan yang manis

Aku bukan milikmu
Yang kau rindu ketika kau mau rindui
Aku bukan untukmu
Yang kau cintai ketika cintamu sepi

Kau dan aku tak pernah ada untuk kita
Sesekali datang mencoba cinta, berkali lupa memupuk rasa
Aku dan kau tak pernah diperuntukkan untuk cinta
Sempat berharap menyatukan bagian yang dulu kita sangkal ketidakadaannya
Baca Selengkapnya - AKU BUKAN SETENGAH BAGIANMU

BERLALU SEBELUM MENJADI ABU


Airmatamu merah
Puluhan malam lalu kau harap cinta
Sendiri membuatmu marah
Hening pada gaduhnya kota memaksamu tiada

Kau mau ada
Untuk kisah berujung di altar megah
Dia sang muara
Manata rasa tanpa kuasa akan gundah

Dia hanya singgah
Menawari sekelumit cerita tanpa nama
Kau sekedar kisah
Sekali dirasa, lalu dibuatnya binasa

Jiwamu nelangsa
Menengadah pada rasa yang pongah
Sekali hatimu meminta mundur, ketika kerap kau bunuh dengan kata
Berlalulah sebelum menjadi abu untuk kisah yang tak pernah ramah
Baca Selengkapnya - BERLALU SEBELUM MENJADI ABU

SEMALAM DALAM KOTAK KARDUS


Sekali lagi,
Kukemasi diri dalam kotak kardus
Menyapu bersih angan-angan dari alam mimpi
Tak lagi memberi kuasa untuk diri yang tandus
Malam ini ku pertemukan ruh dengan kulminasi

Berkali malam yang lalu,
Aku meleleh dalam sendiri pada kotak kardus ini
Berkali-kali ku dengar bisik hangat nakalnya mau
Ingin ku berlari kesana, menangkap pelukan ketika birahi
Malam itu berlalu jiwaku memburu mau yang tak pernah kutahu

Malam kesekianku dalam bisu,
Ketika begitu jauh kutinggalkan lembabnya kotak kardus yang usang
Kunikmati satu dua binar gemerlapnya temaram malam dunia baru
Menikmati pelukan demi pelukan setelah usai persetubuhan gersang
Malam ketika sekujur kotor tubuhku merindukan berkali malamku yang lalu

Malam ketika kukemasi diriku pada kotak kardusku yang dulu,
Paripurna kubawa setengah jiwa yang kemarin tergadaikan untuk nista
Tak lagi ada airmata demi sekedar lenguhan asing sewaktu kemarin kumau
Gempita kubasuh noda-noda malam demi kusimpan lagi tubuhku di dalamnya
Dalam kotak kardus yang bisu dan lembab, kupulangkan diri pada keluguanku 

Baca Selengkapnya - SEMALAM DALAM KOTAK KARDUS

Minggu, 27 November 2011

MEMBUNUH SEPI DENGAN KETIADAANMU


Sepi ini sudah biasa sayang
Sudah terlalu sering membunuhku
Pernah ku minta untuk menghilang
Pertama kali ku menikmatinya, aku gagu

Sepi ini pernah membuatku tenang
Seperti senandung lagu-lagu birunya rindu
Pekat ku serap heningnya dalam gamang
Pecahan masa yang tak pernah kuasa ku mau

Sepiku berharap mati ketika kau datang
Senyap itu ingin tandas dalam cawan-cawan ragu
Penantang rapuh ini memintamu ada dalam kusutnya penghalang
Pernah sepi ini membuatku sekarat pada lelakon waktu

Sepiku masih menikam kekasihmu yang tak lagi tenang
Sesesekali mengumbar maunya untuk mentertawakanku dalam ambigu
Perihnya lebih menguburku dalam-dalam pada malam tanpa kelambu
Pergikah aku darimu ketika sepi terus menghadapkanku pada ketiadaanmu yang telanjang?
Baca Selengkapnya - MEMBUNUH SEPI DENGAN KETIADAANMU

Jumat, 25 November 2011

PEREMPUAN INI TAK LAGI MAU DISAKITI

Jangan lagi kau seret aku kesana
Pada masa ketika kau meludahi mukaku
Ketika berkali aku memohon cinta
Dan kau jawab permohonanku dengan luka

Jangan lagi kau tindih harga diriku
Saat berkali aku memberikan hati
Sewaktu kutelan salahmu dengan cinta
Dan kau tendang dadaku yang penuh rasa dengan khianat

Jangan lagi menista ketelanjanganku
Ketika gairah tak lagi kumaui dan kau terus menikam
Saat peluh birahimu kusesap diantara hangatnya airmata
Dan kau tetap menuduhku pelacur sewaktu kuberikan kenikmatan

Kenapa aku yang katamu kau cintai terus kau lucuti nyalinya?
Kenapa kau sayangi aku saat perlakuan demi perlakuanmu melacurkan aku?
Perempuanmu setengah rusukmu ini sudah mati, tak pantas lagi kau hujat
Hari ini membunuhmu bukan lagi dosa untukku ketika aku tak lagi mau kau sakiti! 
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN INI TAK LAGI MAU DISAKITI

SEMALAM TANPA KUASA

Malam itu aku datang
Mengetuk luas dadamu
Meminta singgah disana
Dan mendapatimu tanpa bicara

Kemarin malam aku datang lagi
Kau masih mempersilahkan aku masuk
Kucoba membuka pelan jendelamu disana
Hening kunikmati matamu dalam diam

Ingin kusandarkan rindu-rindu ini di berandamu
Menikmati gerimis dengan pelukan dan mimpi-mimpi kita
Ingin kudapati kita menikam pijak-pijak kaki yang melemah
Membelai kita ketika heningnya malam tak lagi berisi tanya tanpa jawab

Semalam, tak lagi kuketuk pintu hatimu
Meski masih ada kita di teras yang masih saja gerimis
Kau dan aku bercerita penuh kata diantara banyak tanya dan pinta dalam dada
Bilakah semalam tanpa kuasa sempat memasung kau untukku membunuh ketakutan kita?
Baca Selengkapnya - SEMALAM TANPA KUASA

MENGAIS PELUKANMU TIAP MALAM

Aku menemukanmu disana
Pada malam kesekian aku telanjang
Dibawah tindihan ritmis tubuh panasmu
Memelukmu kuat-kuat di ujung dinginnya malam
Aku mengais pelukanmu lagi malam ini

Aku berteduh lagi padamu
Saat tak lagi kutahu seperti apa rasanya cinta
Ketika ketelanjanganku kurekatkan pada rengkuhan
Merasakan hangat nikmat pati tubuhmu dalam ragaku
Pelukanmu yang tiap malam kukemasi

Aku pelacur dengan bedak tebal dan gincu merah dibawah terang lampu malam
Aku penjaja kemaluan dengan gaun minim diantara malam-malam dingin nan beku
Aku hina dimata kalian
Aku durjana pada ujung bibir kalian

Dan apalah aku bagi kalian
Saat ketelanjangan kutukar dengan pelukan hangat
Saat tak sepeser pun uang kujejalkan pada kemaluanku
Saat tiap malam aku mengais pelukan demi pelukan untuk jiwaku yang sepi
Baca Selengkapnya - MENGAIS PELUKANMU TIAP MALAM

HARI INI SAKITKU LEBIH MENYAKITKAN

Ketika kau tundukkan aku dengan cinta
Ketika kau dudukkan aku dalam harapan
Setengah ruhku mati terbunuh tanpa arah
Setengah ragaku tergadai dalam pasungan

Aku tak pernah tahu di mana keberadaanku
Saat mulai terbuai pengabdian tanpa nama terang
Aku tak juga hendak menyeret keluguanku
Saat mulai telanjang menyerahkan seluruh tubuh

Kau laki-laki setengah luas angkasa yang kupuja
Kuperkenankan menikmati seluruh getar nikmat saat persetubuhan
Kau laki-laki pemilik setengah rusuk yang kurajakan
Kupersilahkan memasuki ragaku setiap waktu dalam gairah tanpa ikat

Hari ini sakitku lebih menyakitkan, ketika....
Sesekali kau singgah diatas tubuhku dengan kebengisan
Menikamkan keperkasaanmu saat aku menangis untuk ketidakmauan
Lalu menenggelamkanku pada malam-malam tanpa terang dalam genangan darah


Apakah aku sundal gatal
Ketika aku tak pernah maui persetubuhan tapi terus kau  jejali dengan kemaluanmu?
Apakah aku pelacur binal
Ketika diantara lenguhan nikmatmu kusematkan ketidakmauan dalam airmata?
Baca Selengkapnya - HARI INI SAKITKU LEBIH MENYAKITKAN

Kamis, 24 November 2011

SELIMUT KEDUA PADA MUSIMNYA



Pada malam ketika kuselimuti hati
Kau telanjangi tubuhku dengan secuil rasa
Katamu,
Cintaku jatuh lagi pada hangatnya hatimu

Pada esok saat aku mencarimu dalam mimpi
Kau rampas semua gairahku dengan sedikit cinta
Katamu,
Hatiku terbelah lagi karena rinduku padamu

Setelah sekujur tubuh dan hatiku terenggut
Dalam ketelanjanganku yang ke sekian,
Kau nikmati hal yang tak pernah kutahu, dimana kau mahkotakan aku
Apakah ketika kau mendorongku ke sudut gelap tanpa pelukan disana?

Setelah seluruh mimpiku tak lagi tentang ketelanjangan
Dalam persetubuhan yang tak pernah kutahu kapan bertemu jeda
Kau menyesapku teramat kuat tanpa ikatan lumatnya akad
Apakah aku memilikimu tiap kali kudapati kau melipatku dari terangnya siang?

Aku yang telanjang tanpa kuasa memintamu utuh disini
Terus meronta dalam perih, meminta adamu ketika aku tak selalu ada
Aku yang telanjang tanpa nama dalam ramainya khalayak
Terus merajah hati ketika kau bisikkan, “Selimut kedua bisa kupakai ketika kumaui di musimnya…”
Baca Selengkapnya - SELIMUT KEDUA PADA MUSIMNYA

KUBAGIKAN SECUIL SORGA INI UNTUKMU


Di matamu kulihat bara itu padam
Terguyur kebencian dalam nista
Kau kemasi sisa-sisa waktu
Hendak kau tinggalkan diri

Di kepalamu neraka itu bertahta
Terpaksa kau akhiri satu kisah
Kemana pijak itu kau lecut?
Ketika hari tak pernah kau tahu warnanya

Aku bukan candi dari sebuah peradaban
Tak tergenapi apa pun bahkan untukmu yang hendak hilang
Aku juga bukan seorang maharani dari sebuah tirani
Tak pernah bermahkota pada kisah-kisah yang kau hilangkan

Kita punya sekelumit kisah bahagia tentang mimpi
Masih terus bermimpi tentang pinggir surga yang dulu
Kusimpan secuil surga ini untuk keterpurukan kita kelak
Dan kini, kubagikan secuil surga ini untukmu yang padam
Baca Selengkapnya - KUBAGIKAN SECUIL SORGA INI UNTUKMU

Rabu, 23 November 2011

KUPU-KUPU ITU TAK LAGI MAUI MALAMNYA

Malam ini malam terakhir,
Airmata menghapus bedak tebalnya
Senyumnya lindap tanpa merahnya gincu
Cerita malam yang di dengarnya makin samar
Dia berbisik lirih pada rahimnya,
  
Ibumu dulu kembang paling wangi disini, Nak
Pernah semalam membawa berlian di ujung kemaluan
Berpeluh birahi untuk senyum kampung halaman 
Sepetak harapan berpayung cinta kubangun dengan nista
Hamparan lahan tanam kubeli untukmu setelah kepuasan

Nak,  
Semuda ini mengandungmu tanpa nama bapak kerap menakutiku
Entahlah esok kau panggil aku apa, aku mencintaimu sedari kau belum terlahir
Kau muaraku untuk malam-malam yang selalu ingin kuinjak
Terlahir kau dari rahim kotor tanpa sunyinya malam penuh doa


Malam ini kupu-kupu itu berdarah
Dilindas tubuh lelaki penuh birahi yang bengis
Rahimnya menendang kerasnya kemaluan laki-laki itu
Kupu-kupu itu menangisi malam terakhirnya
Persis ketika orok tanpa bapak itu pecah berganti darah


Baca Selengkapnya - KUPU-KUPU ITU TAK LAGI MAUI MALAMNYA

KEMBALI SEPERTI HATI YANG KEMARIN


Meniti diantara remah-remah hati
Pada maunya rindu akan keutuhan rasa
Ku kemasi semua pilu karenamu
Aku ingin beranjak dari kemarin

Senja selalu menempaku dalam hening
Berpuluh jejak yang kupijak tak lagi berbekas
Pernah kusinggah untuk menata nadi
Aku berharap menuju rumahmu

Sekali lagi,
Perkenankan semilir angin menggauli hatiku
Melumat mesra dalam lamatnya rasa tanpa usai
Sekali lagi, aku ingin kembali seperti hati yang kemarin
Baca Selengkapnya - KEMBALI SEPERTI HATI YANG KEMARIN

Selasa, 22 November 2011

AKU INGIN PULANG PADA EMAK


Perutku makin menggunung, Mak
Mata mereka menghakimi
Dan menelanjangi semua laluku
Aku di umpat dan di ludahi
Aku ingin pulang padamu

Aku dihamili laki-laki yang kucintai
Yang kutemukan ketika aku mencari bapak
Yang kupeluk ketika aku kehilangan suamimu
Laki-laki itu seperti bapakku yang kau rampas
Aku ingin kembali padamu

Masihkah aku begitu memalukan bagimu
Saat semua yang kutemui di sini juga jijik padaku
Masihkah aku meludahi harga dirimu
Saat harga diriku tak pernah terasa ada padaku

Mak,
Teruntuk semua ketakutanku akan esok tanpa sesiapa
Bolehkah aku mengharap tanganmu mengajariku cara menyayangi anakku
Dengan semua luka dan katamu noda, aku ingin pulang padamu Mak
Baca Selengkapnya - AKU INGIN PULANG PADA EMAK

Senin, 21 November 2011

KETIKA KUMINTA MELIHAT DUNIA DARI BALIK PUNGGUNGMU

Tiba-tiba aku ingin melihat dunia
Menikmati suara-suara gaduh di luar sana
Meraup sketsa wajah mereka dalam warna
Menarikan kisah-kisah megah tentang cinta
Dan membiarkan diriku mendewasa

Aku ingin ada disana
Memelukmu dibawah benderangnya Sang Surya
Mencumbui gelak tawamu pada riuh rendahnya bahasa rasa
Melenakan seluruh tubuhku teruntuk nyatanya dunia mereka
Dan membuatmu erat memelukku meski  kita terluka

Saat semua menantang dunia untuk cinta
Aku masih menggigil dalam beku hatiku yang mengeras, mati rasa
Aku tak juga berani merasakan cintamu yang mungkin kelak terjarah masa
Ketika aku  begitu ingin melihat dunia dari balik punggungmu di antara ketakutan yang menyela

Mungkinkah bagiku itu berarti kehilangan pelindung yang kuharap cintanya?
Baca Selengkapnya - KETIKA KUMINTA MELIHAT DUNIA DARI BALIK PUNGGUNGMU

SEJAK KUKEMASI KETIADAANKU


Aku bukan karang
Aku juga bukan ombak
Aku puing yang berkeping dan terpendar
Aku  luka yang bersembunyi di balik kematian

Aku tak ada di mana pun
Tak pernah kau lihat dan rasakan
Kerap ingin nyata meski selalu mentah
Aku kematian yang datang di tiap inginku terbunuh

Kau terus memintaku mati
Terus menguburku tanpa nisan ketika aku inginkan cinta
Terus mencabik-cabik nadiku ketika aku hendak bersandar
Dan ka u terus meng injak-injak hatiku

Tidakkah kau lihat darah dikedua mataku yang buta?
Bisakah kau raba denyut jantungku yang tak pernah bernama?
Aku tersungkur untuk sekian kecewa saat kudendangkan doa kematian
Kembali teringat, "Tak akan pernah ada lagi mahkota rasa sejak kukemasi ketiadaanku..."
Baca Selengkapnya - SEJAK KUKEMASI KETIADAANKU

AKU SIAPA BAGIMU?


Segumpal awan hitam 
Sendiri kesana kemari
Senja membayang
Sepi

Gulungan ombak besar
Gemuruhnya pecah
Gentar meminta
Galau

Awan menyesap ombak terlalu banyak
Adakalanya ombak begitu lelah bergemuruh
Kumencarimu ke segala arah lalu mendapatimu bisu
Kemana harus kumenanya, “Aku siapa bagimu?”
Baca Selengkapnya - AKU SIAPA BAGIMU?

Minggu, 20 November 2011

PERTANYAAN BODOH SEORANG PELACUR


Kau peluk aku
Dia memelukku!
Kami melekat
Apa itu pelukan sayang?

Kau memanggilku, “Sayang…”
Diantara desahan
Ketika merasakan nikmat
Apa memang kau sayangi aku?

Kau menjadikanku ratu ketika merayu
Melambungkanku pada biusan angan-angan
Terus memujaku hingga kuserahkan tubuhku
Dan  tanpa kusadari tetap kemaluanku muaramu

Aku mengais kelembutan hati diantara pergumulan telanjang
Aku mencari setitik sinar kasih setelah lenguhan dan gelinjang nikmat
Aku menunggu persetubuhan berakhir dengan tubuh berkeringat airmata
Aku pelacur yang tak pernah jera menanti jawaban pertanyaan-pertanyaan bodohku
Baca Selengkapnya - PERTANYAAN BODOH SEORANG PELACUR

Sabtu, 19 November 2011

SATU MASAKU DENGANMU


Satu masaku denganmu
Adalah ketika keberadaanku tak pernah ada
Tersembunyi ketika aku ingin membuat kakiku berlari
Terbungkam ketika serapah dan muntahan kepalaku terhalau
Satu masaku denganmu adalah pembunuhan tanpa kain kafan

Satu masaku denganmu
Adalah ketika seluruh tanyaku akanmu jadi hal yang tabu
Kau miliki diantara tingginya benteng-benteng penuh rahasia
Kau cintai disekitar kebohongan-kebohongan tanpa kesederhanaan
Satu masaku denganmu adalah pengingkaran tiada sela tanpa tanda tanya

Satu masamu denganku
Persembahan keramat untuk ujung mimpi yang membius
Memilikimu untuk benderangnya siang, tak lagi tersembunyikan
Menjadikanmu darah untuk jiwaku yang meninggikanmu di kepala
Sata masamu untukku adalah persemayaman tanpa bara dan nelangsa lagi, selamanya
Baca Selengkapnya - SATU MASAKU DENGANMU

SEPAGI INI MENCOBA CINTAMU

Kemari, duduklah di sampingku
Perkenankan kusandarkan kepala di bahumu
Rasakan lelah ini pada tubuhmu yang penuh cinta
Biar ku genggam gemetar jemarimu pada jantungku
Pagi ini kita berdua mencoba menaklukkan ketakutan

Jauh di depan sana, dunia begitu gaduh
Banyak kisah terberai khianat, luka dan melukai
Ada cinta yang terikat akad, bahagia lalu terpisah
Sesaat ingin kutarik genggaman tanganku dari siluetmu
Pagi ini aku ingin lebih berani menangis ketakutan denganmu

Biarlah esok menangis lagi
Kalau hingga esok itu datang, kau ada untukku
Adamu yang meninggikan aku ketika aku tak pernah berani mendongak
Pagi ini aku tak akan lagi menukar rasa yang datang dengan keangkuhan
Pagi ini kututup mataku untuk semua galau di depan sana demi hangat nafasmu

Sepagi ini mencoba cintamu
Merasakan hadirmu menghangat di hati
Mempersilahkanmu hadir dalam mimpi
Sepagi ini mencoba cintamu adalah satu lagi asa yang ingin kugenggam tanpa pernah ingin kulepas
Sepagi ini mencoba mencintaimu adalah akhir yang ingin kutuju demi lerai semua lelah akan gundah
Baca Selengkapnya - SEPAGI INI MENCOBA CINTAMU

Jumat, 18 November 2011

BAYANGANMU YANG TERBELAH


Ku genggam dunia di tangan
Lihatlah, tawa-tawa mereka disini
Doa-doa hitam kalian ku ikat lekat
Karenamu ku genggam dunia

Ku rampas semua raut muka mereka
Mimik-mimik menjijikkan itu kini dikakiku
Remuk redam semua kuinjak dengan amarah
Untuk bibir terkatupmu aku menjadi harimau

Bayanganmu tak pernah utuh kunikmati
Terbelah
Tercacah
Tak lagi utuh

Kamu bukan bayangan
Kau ada meski tak pernah bisa bicara
Kau ada meski selalu tertunduk pada pasungan
Kini kuhancurkan dunia demi kelak memugar lagi bayanganmu yang terbelah
Baca Selengkapnya - BAYANGANMU YANG TERBELAH

PADA SETENGAH PAGI KU MEMILIKIMU


Kita pada garis ketakutan masing-masing
Tunduk untuk perihnya luka lalu
Menggigil untuk rindu-rindu yang tak lagi dimaui
Kita mencintai luka seperti merindukan pagi

Kita menangis pada malam-malam melulu nelangsa
Mengingat dia yang dulu ada lalu tiada
Keras mengutuk hati pada rindu-rindu akan purnama
Kita menghidupi luka untuk mengubur jiwa

Pada setengah pagi ketika lelah menikam mu padaku
Sekali lagi kita teringat bahagia yang kita cari selama ini
Menyabungkan asa dengan kemarin masih di sekitar  ketakutan
Pada setengah pagi ku memilikimu, ada kita yang bersiap meludahi lalu
Baca Selengkapnya - PADA SETENGAH PAGI KU MEMILIKIMU

Kamis, 17 November 2011

KATAKAN KAU ADA


Katakan kau ada
Untuk lelahku pada malam-malam sepi
Untuk keterasingan tanpa penghuni
Untuk duka-duka yang bernyanyi
Katakan, untukku kau ada

Kujamah  ragamu  dengan airmata
Kupanggil namamu dalam tangis
Kupeluk tubuhmu  ketika aku lara
Kurengkuh sosokmu saat aku terkikis
Katakan, untukku kau ingin ada

Aku tak pernah memiliki kita
Aku ingin dimiliki
Aku tak pernah melihatmu ada
Aku ingin kau disini

Katakan kau ada
Dan biarkan aku luruh untuk kita
Katakan untukku kau ada
Hingga kubunuh semuaku untuk kita
Baca Selengkapnya - KATAKAN KAU ADA

PADA SATU EPISODE PENUH TANYA


Kita pernah mencoba untuk hilang
Menelan kemegahan dalam gamang
Berlari mengejar matahari yang benderang
Lalu tertawa pada kebebasan tanpa bintang

Kita mengingat setiap lekuk prahara
Memasungkan pada belianya pencarian
Kerap mendendangkan bait-bait luka tak biasa
Hingga tak lagi terdengar bahagianya kedukaan

Kita bukan tak pernah ingin tertikam disini
Aku kehilangan di saat aku merasa di miliki
Kau pudar ketika kau datang di musim semi
Kita menyempatkan diri untuk mati suri

Lumpuhkah kita untuk singgasana yang tak pernah memahkotakan kita?
Kita tersandung pada episode penuh tanya tanpa satu pun jawaban
Kita penentang gemulainya gula-gula hidup tanpa pernah nikmati manisnya
Pada satu episode penuh tanya, kau dan aku bernyanyi untuk pengkhianatan
Baca Selengkapnya - PADA SATU EPISODE PENUH TANYA

TERBUNUH TANPAMU

Aku berdarah
Tersayat penuh luka
Bergelimang airmata duka
Teraniaya sumpah serapah
Aku ingin mati dalam pelukan

Aku bernanah
Membusuk oleh luka menganga
Bersendawa tanpa lagi bernyawa
Terkebiri kemegahan merahnya amarah
Aku ingin terkubur untuk peluk penghabisan

Ketika aku terkapar,
Mataku masih memintamu hadir
Hatiku memanggilmu tanpa gentar
Nadiku terus berdenyut dalam getir
Dimana kau ketika aku dibunuh dan terkapar?
Baca Selengkapnya - TERBUNUH TANPAMU

BISAKAH SEKALI LAGI?



Malam ini kita di sini
Di atas bukit segala keangkuhan
Kembali mengingat tawa-tawa lirih
Tak ada lagi bintang di kejauhan sana

Malam ini kita disini
Berlindung dibawah rindangnya pohon kasih
Kemarau terlalu panas memakan semua daunnya
Kita tak lagi bisa berteduh untuk esok yang menakutkan

Bisakah sekali lagi,
Menikmati pelukanmu dan melelapkan senjaku di dadamu
Membuang semua derasnya mau demi seluruh kedamaian kita
Bisakah sekali lagi membunuh kesendirian denganmu dan aku yang abadi?
Baca Selengkapnya - BISAKAH SEKALI LAGI?

Rabu, 16 November 2011

BERSULANG DENGAN BELENGGU


Kau tak pernah dicintai
Sama sepertiku, tak punya cinta
Kau tak pernah dimiliki
Sama sepertiku, tak memiliki apa pun

Kau harus punya kaki
Meski baru merangkak, aku harus lari
Kau harus mendongak
Meski mataku pecah, aku harus melotot

Kau dan aku mencari, terus mencari
Satu keteduhan untuk kaki-kaki kita yang lelah
Kau dan aku terbunuh, berkali-kali terbunuh
Tak lagi utuh untuk hati yang terlanjur remuk redam

Tiap malam  kukirimkan  airmataku  untuk kita
Basuhlah kita untuk arah pijak langkahmu, lepaskan belenggu
Tiap malam akan kutikam jantungku dengan belati
Denyutkan asa kita untuk jalan-jalan benderang, bersulang demi kebebasan
Baca Selengkapnya - BERSULANG DENGAN BELENGGU

KETIKA ...


Ketika aku begitu mencintaimu
Kau tunjukkan padaku akan luasnya nirwana
Yang birunya meneduhkan hati, terkadang mendung
Mencarimu  saat hilang lalu menelan kehilangan, itulah cinta

Ketika aku begitu mengharapkanmu
Kau perlihatkan padaku musim yang datang silih berganti
Yang hadirnya mendatangkan asa, kerap membunuh mimpi
Mendapatimu penuh rindu lalu tiba-tiba ambigu, itu juga cinta

Ketika aku begitu merasakan cinta saat harus  kehilangan
Cinta yang kuingat tak pernah kugenggam, hanya sekilas bayangan
Ketika aku begitu mengharapkanmu namun tak pernah tanpa kau
Cinta yang kusesap tak lebih dari khayalan,  buaian  sebelum kematian
Baca Selengkapnya - KETIKA ...

KITA YANG DULU


Dulu kita burung
Pernah bersama mengangkasa
Menjahit kesenangan pada harapan
Kita pemilik esok

Dulu kita langit
Selalu ada di mana pun
Menyemat kebahagian untuk senja
Kita penguasa mimpi

Sekarang kau pilih neraka
Mendewasa dengan mati surinya harapan
Membuang mahkota sebelum sampai singasana
Dan semua tanpa kita yang dulu

Kini diantara pelukan terakhir kita
Aku harus menyaksikanmu pilu dalam derita
Tersungkur sendiri mencari jejak-jejak sorgamu
Kehilangan  kita yang dulu  adalah  terbunuhnya setengah jiwaku
Baca Selengkapnya - KITA YANG DULU

Selasa, 15 November 2011

LAUTKU DI DALAM DADA


Gemuruh dalam hati ini menderu
Berirama memukul kisah-kisah sepi
Setangkup daun-daun kering berderak
Kau menjatuhkanku lagi

Kemuningnya senja menyapa risau
Satu cerita menganga lebar pada sabana
Butiran tanah itu mengikuti siklusnya
Sekali lagi aku terjatuh

Pernah masa mempertemukanku dengan pelangi
Menjadikannya cerita paling biasa untuk perjalanan
Laut biru itu ada di sini, di dalam dadaku
Jatuh lagi, bersiap untuk lari 
Baca Selengkapnya - LAUTKU DI DALAM DADA

Minggu, 13 November 2011

KUCINTAI NERAKA YANG KAU CIPTA UNTUKKU


Aku mencintaimu teramat sangat
Sekujur tubuhku kau miliki
Untukmu nadiku berdenyut
Kejantananmu menghidupiku
Kau mahkota takdirku kelak

Aku mencintaimu teramat sangat
Bergeming untuk ketiadaan akad
Buta mataku untuk pelaminan
Mati mimpiku untuk pagi
Kau maharaja di kepalaku

Sewaktu kau sembunyikan aku
Sewaktu kau menganggapku tak ada
Sewaktu kupanggil namamu terjawab siluet
Sewaktu kutelan nista tanpa berani bertanya
Aku tetap mencintaimu teramat sangat ketika kau cipta neraka untukku
Baca Selengkapnya - KUCINTAI NERAKA YANG KAU CIPTA UNTUKKU

ADA ANJING DI KEMALUAN LAKI-LAKIKU

Istri tuaku itu terlalu sering ngomel
Kuminta telanjang katanya capek
Berkali kurayu pun tetap tak mau
Aku ini laki-laki
Aku ini anjing!

Istri tuaku itu tak lagi membakar gairah
Buah dadanya melorot kesana kemari
Timbunan lemaknya pun menggunung
Aku ini laki-laki
Aku ini anjing!

Aku laki-laki yang bisa membahagiakanmu sayang
Pelukanku panas membakar syaraf mau
Cintaku berlapis-lapis bak gerimis gairah
Aku ini laki-lakimu
Pemilikmu

Kau laki-lakiku
Laki-laki yang datang merayuku penuh birahi
Laki-laki yang bernafsu memilikiku dimusim kawin
Lalu meninggalkanku seperti kotoran ketika aku pudar
Kau bukan laki-lakiku ketika kudapati ada anjing di kemaluanmu!
Baca Selengkapnya - ADA ANJING DI KEMALUAN LAKI-LAKIKU

SENJA INI TAK UNTUK AIRMATA

Aku remuk
Tersungkur tanpa daya
Mati rasa tiada berkesudahan
Aku bukan lagi halilintar, aku gerimis

Senja ini tak untuk airmata
Aku rintik gerimis di awal musim
Bersiap membenamkan keterpurukan
Untuk menjejakkan mimpi pada singgasana

Aku hancur
Terpedaya ambigunya rindu
Berharap mati untuk kisah yang tak ada
Aku budak cinta yang tak hendak kembali

Senja ini tak lagi untuk airmata
Aku danau di bawah gunung-gunung kedukaan
Menggenangi segenap luka lalu yang luruh terendap
Berpulang pada diri untuk menggenapi dendam dengan bara
Baca Selengkapnya - SENJA INI TAK UNTUK AIRMATA

AKU PECAH

Aku di ujung karang tertinggi
Berteriak penuh airmata pada malam
Jiwaku tercabik-cabik oleh masa yang berulah
Ragaku tersayat pilu ketika ribuan kisah memaksa hadir
Aku bukan sesiapa, tak punya labuhan

Aku mendekati sinar rembulan
Berharap hangatnya mendekapi beku ragaku
Roh kesepian ini sudah berkali terhempas badai
Terus memaksa tegak saat pijak kaki makin sering terpenggal
Aku bukan siapa-siapa, tak miliki penopang

Aku melarung kerlip bintang
Bermimpi satu saja kilaunya menerangi hati
Nada sedihku kembali berlagu pada terlukanya syair
Dada ini tertikam lagi pada sekian tusukan yang hamper membunuh
Aku pecah tanpa darah dan berakhir....
Baca Selengkapnya - AKU PECAH

Sabtu, 12 November 2011

LAKI-LAKIMU HILANG LAGI

Laki-lakimu hilang lagi
Seperti laki-lakimu yang kemarin
Datang dari sekotak bening beling
Mengetuk hati katanya teruntuk cinta
Mengajakmu berdansa pada mimpi-mimpi
Menggerayangi tubuhmu sewaktu kau terbius
Menamaimu cinta terindah dalam sepanjang hidup
Menyayat dan memaksa masuk dengan mantra kasih
Lalu...hilang ketika pagi menghampiri jiwamu yang ternoda

Laki-lakimu hilang lagi
Seperti laki-lakimu dari musim lalu
Datang dari sekotak bening beling
Membisikimu cinta lalu mengajak bercinta
Memeluk tubuhmu lalu menelanjangimu
Mencium keningmu tapi kemaluannya keras
Merebahkanmu bukan didada tapi dibawah tindihannya
Menyentuh hatimu tapi kasar memasuki selangkanganmu
Lalu...laki-laki itu hilang ketika cinta dujung kemaluannya terpuaskan

Lalu untuk apa kau tangisi mereka
Kalau hadirnya hanya untuk selangkanganmu?
Kalau cintanya teruntuk ketelanjanganmu saja?
Kalau pelukannya tak lebih dari bisa pembius sadarmu?
Buang mereka teruntuk cinta yang tak pernah mereka rasa
Ludahi mereka demi sekujur tubuhmu yang mereka lacurkan
Kau pencari cinta untuk cinta yang kau yakini tanpa harus bertukar kelamin
Kau bukan rindu-rindu palsu pada ujung kemaluan yang membunuh kultusnya rasa
Kau pemuja kesetiaan yang kelak bertemu muara hati, airmatamu bukan untuk mereka!
Baca Selengkapnya - LAKI-LAKIMU HILANG LAGI

KALAU SAJA KAU ADA MALAM INI

Kalau saja kau ada malam ini
Biarkan aku bersandar dibalik punggungmu
Membayangkan lekat pelukanmu
Memimpikan kau menenangkanku
Memanggil lirih namamu untuk keheningan
Lalu menikmati kau padaku untuk kita

Kalau saja kau ada malam ini
Perkenankan aku meneteskan airmata
Meresapi hangatnya lara ketika cinta itu ada
Merasuki ruang-ruang hampa dengan dirimu
Mengalirkan segenap rindu yang tunai  terbayar
Dan membunuh waktu agar tak lagi beranjak dari kita

Kalau saja kau ada malam ini...
Dimana pun takdir memisahkan kita, airmatamu pun akan menetes
Dimana pun waktu menjauhkan kita, hatimu akan tergetar hebat
Kalau saja kau ada malam ini...
Cepatlah peluk setengah hatimu yang meradang mencarimu dengan airmata
Cepatlah peluk sebagian dirimu yang meratapi kesendirian ketika lelah berharap
Baca Selengkapnya - KALAU SAJA KAU ADA MALAM INI

BINTANG ITU TAK PERNAH ADA

Ketika matamu bersinar
Disana kutemukan bintang
Ketika bibrmu berpetuah
Disana kumaknai bintang

Ketika pamitmu pada semesta
Pada angkasa raya tiap malam aku mencarimu
Ketika kepergianmu tak jua berkhabar
Pada bintang gemintang kusematkan hadirmu

Hingga berbisiklah bintang pada penantianku,
Kalaulah dia bintang, apakah malam-malammu tetap kelam tanpanya?
Aku penikmat malam yang berharap selalu bersinar kau terangi
Bukan penanti kematian yang terus memanggilmu bintang ketika tak pernah ada
Baca Selengkapnya - BINTANG ITU TAK PERNAH ADA

NAMAKU TAK PERNAH SAMPAI PADA ADAMU

Kusesap lagi malam ini tanpa sesiapa
Jauh mataku melampaui bisunya raga
Terpaku untuk sekian hening tak terhangati
Disanakah aku akan berakhir?

Malam-malam tak pernah ingin kubunuh dengan sepi
Sekelam apa pun jiwa ini menghitam untuk ketidakadaan
Tetap kurindukan jenaknya satu raga menikam dingin duniaku
Masih mampukah aku berharap?

Aku mencintai ketakutan yang mengutukku
Ketika tiap malam adalah altar pemujaanku untuk meminta hadirmu
Ketika tiap malam adalah genangan air mata yang menenggelamkan asa
Disanalah aku berakhir tanpa harap, sewaktu namaku tak pernah sampai pada adamu 
Baca Selengkapnya - NAMAKU TAK PERNAH SAMPAI PADA ADAMU

PEREMPUAN MALAM DALAM BENING KACA PAJANG

Malam ini milikku
Aku terpilih, aku pilihan
Besok aku bidadari lepas
Malam ini kujaring kebebasan
Malam ini karpet merahku untuk singgasana

Malam ini malamku
Aku akan dipilih, aku ditukar
Besok aku bukan lagi pelacur murahan
Malam ini aku melacur bukan untuk tukang becak
Malam ini aku akan dilacurkan bandot tua kaya raya

Kemarin aku melacur di ujung-ujung gang gelap
Dikangkangkan begitu saja pada kerasnya tembok bisu
Memuaskan kuli-kuli bangunan yang kasar dan keringatnya busuk
Lalu mukaku dilempari kotornya uang lusuh pada gelapnya ujung-ujung malam

Malam ini aku melacur pada suramnya kamar-kamar mesum
Menaikturunkan lamat tubuhku pada tuanya kasur-kasur pegas
Memuaskan laki-laki berisitri yang mengendap-endap datang membeli orgasme
Dan mengiba lembaran uang merah mereka dari jauhnya tatapan jijik setelah klimaks

Malam ini dan malam-malam kemarin aku tetap seorang pelacur
Masih dikangkangi kemaluan keras yang kasar mengoyak tubuhku
Masih diludahi kasarnya serapah setelah memberikan sedetik surga
Malam ini dan malam-malam setelah ini, aku tetaplah seorang perempuan malam

Di gang-gang gelap ataukah dibalik beningnya kaca pajang,
Aku tetap perempuan malam yang melacurkan kemaluannya
Yang melacur untukmu ketika jenak kemaluanmu memilihku
Pelacur yang tak pernah bisa memilih ketika tetap dikangkangi dalam kenistaan
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN MALAM DALAM BENING KACA PAJANG

Jumat, 11 November 2011

KUBUNUH KAU SENJA INI DENGAN GERIMIS

Disini aku hening pada senja yang gerimis
Lamat kudengar kita diantara rinainya
Kucoba memugar adamu sekali lagi
Pada beningnya tetes-tetes airmata

Rindu ini teramat melelahkan untukku
Menyimpanmu pada birunya kesetiaan
Adalah sama sepinya dengan kematian
Tak akan ada yang menghalangi

Aku bukan penggugah hati untuk musim tanam
Berkali membalik basahnya tanah dengan harap
Mencium benih-benih sisa rasa pada luruhan waktu
Lalu menanti percumbuan mata hati tanpa kepastian

Gerimis musim ini menghapus jejakmu
Tak akan lagi ada kita dikejauhan rindu yang menganga
Kutiupkan persemayaman namamu pada senjanya hati
Biarlah terlepas ketika genap kubunuh kau senja ini dengan gerimis
Baca Selengkapnya - KUBUNUH KAU SENJA INI DENGAN GERIMIS

Rabu, 09 November 2011

DIAM HINGGA PETANG


Dulu kuminta pada waktu
Hentikan dia dari laluku
Berhentilah, hentikan ini itumu
Kembalilah disini dibilik hatiku

Enggan...
Semuanya tetap berdetak lamban
Pergi begitu saja menimpakan beban
Katamu jeda namun tanpa pesan

Kudiam lalu dia datang
Memintaku  hanya untuk membuatku tenang
Berharap aku tetap diam  hingga petang
Lalu kutahu, kau tak harus kunanti ketika tak lagi datang

Baca Selengkapnya - DIAM HINGGA PETANG

PEREMPUAN INI TAK BOLEH BERMIMPI!


Ketika ekor matamu mengikuti buah dadaku
Ketika karenanya kemaluanmu mengeras
Jangan pernah membisiki aku cinta
Perempuan sepertiku tak maui cinta
Aku tak akan memimpikan cinta
Aku tak akan memimpikan cinta ketika aku hanya kau lacurkan!

Ketika sumpah setiamu pecah diantara lenguhan birahi
Ketika semua rayuanmu bermuara di selangkangan
Jangan pernah mengikatku pada rindu
Perempuan sepertiku tak akan tergadai rindu
Aku akan membunuh seluruh rindu
Aku tak akan bermimpi dirindukan ketika bagimu aku tak lebih dari seorang pelacur!

Ketika malam membuatmu selalu hadir untuk kehangatan
Ketika sekujur urat maumu menegang menagih kepuasan
Jangan pernah lidahmu meludahkan akad
Perempuan sepertiku tak akan mengharap ikatan akad
Aku akan lebih memilih mati tanpa akad
Aku tak akan memimpikan pernikahan ketika adaku hanya untuk melacur!  
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN INI TAK BOLEH BERMIMPI!

Selasa, 08 November 2011

AKU SETENGAH RUSUK YANG MENCARI


Aku setengah rusuk yang mencari
Menjalani apa mau kaki melangkah 
Terracuni ketika bertemu segelas racun
Pulih saat waktu mempertemukan penawar

Saat setengah rusukku mempertemukan kita
Aku pemilik hati penuh rasa cinta pencari lindungan 
Menikmati setangkup buai mesranya puja rindu dan kasih 
Hingga layu ketika setengah rusukku terpatahkan, "Aku petualang di hatimu,"

Ketika setengah rusukku menghadapi kisah kita
Aku kehilangan bara cinta tapi tetap mencari labuhan
Menyimpan kehangatan pada kisi-kisi bekunya hati yang menggigil
Lalu berkeping sewaktu setengah rusukku hancur, "Aku penikmat lukamu,"

Aku setengah rusuk yang mencari dalam kebingungan  
Saat aku hanya mangsa pada perburuan petualangan cintamu  
Aku setengah rusuk yang masih mencari di sisa-sisa asa
Saat aku hanya hidangan pembuka untuk kepuasan birahimu 

Aku setengah rusuk yang mencari
: Mencari dalam hening
Baca Selengkapnya - AKU SETENGAH RUSUK YANG MENCARI

Senin, 07 November 2011

SAAT SEMUA TAK HARUS TERUCAP


Semua sudah kukatakan
Semuanya sudah kumuntahkan
Tiap kuingat tiap itu pula aku bergetar
Tapi kau tetaplah kau, tak jua terpendar

Semua sudah kuberikan
Nyanyian terakhirku sudah kudendangkan
Tiap kuserahkan milikku seketika juga aku tergetar
Kau masih kau yang sama, tak pernah buatku berpijar

Sekarang aku gontai penuh peluh kelelahan
Nafasku sudah tak lagi membuatku bertahan
Tiang-tiang hatiku sudah bergelimpangan terbunuh halilintar
Tak ada lagi yang kuucap, kutitipkan saja sedikit sisa sinar dimataku
Baca Selengkapnya - SAAT SEMUA TAK HARUS TERUCAP

Minggu, 06 November 2011

MEMINTA HADIRMU PADA SECANGKIR KOPI PANAS


Senjaku gerimis di beranda hati
Ini hujan kesekian kumerindukanmu
Membunuhmu diantara hangat air mata
Sekali lagi menanti tanya tanpa menahu jawabnya

Gerimis memuncakkan doa-doa harapku
Ketika hujan menyihirku dalam ingatan usang
Melupakanmu diantara musim tanam adalah masygul
Aku mencintaimu melebihi seluruh perihnya luka ketika merindumu

Duhai penggenap hatiku yang retak tanpa pijak…
Bilakah memintal percayaku akanmu adalah syirik bagiku?
Secangkir kopi panas pada gerimis senja menghadirkan sebagian darimu
Menyesap pahitnya untuk darah nadiku adalah ritual rinduku untuk memintamu hadir seutuhnya
Baca Selengkapnya - MEMINTA HADIRMU PADA SECANGKIR KOPI PANAS

AKU MELACUR KETIKA KALIAN LACURKAN


Ketika kata-katamu membunuhku
Sesaat setelah aku mencoba menapaki kasih
Meletupkan haus cintaku pada luasnya rumahmu
Kau melacurkanku dengan teriakan hatimu, “Kamu sundal gatal!”

Ketika sentuhanmu menyayatku
Sesaat setelah aku mencari teduhnya perlindungan
Melenakan ketakutanku pada sandaran damainya cintamu
Kau melacurkanku dengan pelukan birahimu, “Kamu pelacur ingusan!”

Ketika jalan kembaliku hilang
Sewaktu tak lagi kutemukan apa pun pada cinta
Ketika suara-suara kutukan kalian terngiang begitu deras
Saat itulah kutemukan hitam legamnya diriku melacur diantara serapah kalian
Baca Selengkapnya - AKU MELACUR KETIKA KALIAN LACURKAN

KETIKA KAU TERGANTIKAN DIRIMU YANG LAIN


Semalam kita terhentikan
Untuk malam-malam penuh penantian
Untuk lelehan tumpukan bekunya kerinduan
Malam inilah malam  pertemuan cinta kita dengan pemakaman

Kunanti kau  yang menantiku
Kau nanti diriku yang menantimu
Kau yang di bola matamu menyimpan kita dalam-dalam
Aku yang menghidupkanmu diantara berita kematian miang kalam

Kita terhenti dimalam ini,
Terhenti ketika kudapati tak lagi ada kita dimatamu
Terpendar seketika garis batas pemisah dulumu tiada lagi tanpaku
Kita terhentikan ketika kau tergantikan dirimu yang tak lagi kukenali

Baca Selengkapnya - KETIKA KAU TERGANTIKAN DIRIMU YANG LAIN

Sabtu, 05 November 2011

TELAGA PADA TUBUH PELACURKU

Tiap kali kunikmati dalam gairah
Tak pernah matanya meminta cinta
Berkali kuselipkan uang dari balik kutang
Tak sekali pun kudapati senyuman di ujung bibir

Kau pelacur tanpa air muka
Yang terus telanjang untuk malam
Penyaji kenikmatan untuk kakunya mau
Kau penjaja tubuh tanpa senyum di wajah

Nyata kau toreh mataku dengan sayatan
Lamat kulihat anakmu menyusu dari airmata
Disana ujung lirikan senyummu berlumur darah
Pada tubuhmu kudapati telaga dalam keheningan

Teruntuk malam terkakhir,
Setelah bengis kulahap tubuhmu
Disana kau bisikkan, "Tubuhku tak pernah kujual,"
Dan tak juga terbeli, ketika yang kulacurkan hanya selembar kulit mati
Baca Selengkapnya - TELAGA PADA TUBUH PELACURKU

Jumat, 04 November 2011

BERSIAP MATI DI BIBIR KUTA

Malam itu kita bukan siapa-siapa 
Ketika debur ombak Kuta begitu menggelora

Banyak sekali tanya di dada
Teramat banyak waktu berlalu
Gelap disana masih berbatas larik
Tak juga berani kita melipat garis
Kita terpisahkan disini

Peluk ini kian menghangat oleh airmata
Waktu tak juga hendak berhenti merajuk pada kita
Sembilu itu kian menyayat luluhnya ikatan rengkuh
Tak pernah kita sanggup meludahi keramatnya karma
Sekali lagi kita dipisahkan disini

Bibir Kuta kita masih semalam yang kemarin
Masih mudanya masa penuh bara cinta lalu padam tersiram tanya tanpa jawab
Masih memisahkan kita yang tak hendak berpisah meski esok terbunuh kehilangan
Untuk cinta kita bertemu pada reinkarnasi kesekian,  masih di bibir Kuta yang semalam, bersiap mati

Baca Selengkapnya - BERSIAP MATI DI BIBIR KUTA