Airmatamu merah
Puluhan malam lalu kau harap cinta
Sendiri membuatmu marah
Hening pada gaduhnya kota memaksamu tiada
Kau mau ada
Untuk kisah berujung di altar megah
Dia sang muara
Manata rasa tanpa kuasa akan gundah
Dia hanya singgah
Menawari sekelumit cerita tanpa nama
Kau sekedar kisah
Sekali dirasa, lalu dibuatnya binasa
Jiwamu nelangsa
Menengadah pada rasa yang pongah
Sekali hatimu meminta mundur, ketika kerap kau bunuh dengan kata
Berlalulah sebelum menjadi abu untuk kisah yang tak pernah ramah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"