Selasa, 29 November 2011

RONGGENG TANPA RAUT MUKA


Nenekku Ronggeng, bukan perempuan jalang
Pinggulnya lincah menari berteman selendang
Ayu  tanpa cela bahkan di benderangnya siang
Dia pelajari langkah tari hingga tumitnya ketat
Siang malam terus melatih diri tak kenal kiamat
Nenekku penari, bukan penjaja aurat

Ibuku juga Ronggeng, bukan penjual diri
Senyuman di ujung bibirnya laksana prasasti
Matanya adalah irama tarian dalam  alur suci
Dia menari sejak belum terlahir dari rahim
Merah darah Ronggeng membuatnya begitu takzim
Ibuku penikmat gamelan, bukan penari zalim

Aku Ronggeng yang tak pernah terlahir
Yang kalian paksa mati ketika rahim ibuku  kalian  koyak tanpa akhir
Aku bakal anak seorang Ronggeng yang terus kalian cibir
Yang merasuki tubuh kalian  dan  menari pada malam-malam tak biasa
Aku Ronggeng tanpa raga dan raut muka
Tetap akan menari dengan airmata leluhurku yang selalu kalian pandang hina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"