Minggu, 13 November 2011

AKU PECAH

Aku di ujung karang tertinggi
Berteriak penuh airmata pada malam
Jiwaku tercabik-cabik oleh masa yang berulah
Ragaku tersayat pilu ketika ribuan kisah memaksa hadir
Aku bukan sesiapa, tak punya labuhan

Aku mendekati sinar rembulan
Berharap hangatnya mendekapi beku ragaku
Roh kesepian ini sudah berkali terhempas badai
Terus memaksa tegak saat pijak kaki makin sering terpenggal
Aku bukan siapa-siapa, tak miliki penopang

Aku melarung kerlip bintang
Bermimpi satu saja kilaunya menerangi hati
Nada sedihku kembali berlagu pada terlukanya syair
Dada ini tertikam lagi pada sekian tusukan yang hamper membunuh
Aku pecah tanpa darah dan berakhir....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"