Rabu, 23 November 2011

KUPU-KUPU ITU TAK LAGI MAUI MALAMNYA

Malam ini malam terakhir,
Airmata menghapus bedak tebalnya
Senyumnya lindap tanpa merahnya gincu
Cerita malam yang di dengarnya makin samar
Dia berbisik lirih pada rahimnya,
  
Ibumu dulu kembang paling wangi disini, Nak
Pernah semalam membawa berlian di ujung kemaluan
Berpeluh birahi untuk senyum kampung halaman 
Sepetak harapan berpayung cinta kubangun dengan nista
Hamparan lahan tanam kubeli untukmu setelah kepuasan

Nak,  
Semuda ini mengandungmu tanpa nama bapak kerap menakutiku
Entahlah esok kau panggil aku apa, aku mencintaimu sedari kau belum terlahir
Kau muaraku untuk malam-malam yang selalu ingin kuinjak
Terlahir kau dari rahim kotor tanpa sunyinya malam penuh doa


Malam ini kupu-kupu itu berdarah
Dilindas tubuh lelaki penuh birahi yang bengis
Rahimnya menendang kerasnya kemaluan laki-laki itu
Kupu-kupu itu menangisi malam terakhirnya
Persis ketika orok tanpa bapak itu pecah berganti darah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"