Kita pada garis ketakutan masing-masing
Tunduk untuk perihnya luka lalu
Menggigil untuk rindu-rindu yang tak lagi dimaui
Kita mencintai luka seperti merindukan pagi
Kita menangis pada malam-malam melulu nelangsa
Mengingat dia yang dulu ada lalu tiada
Keras mengutuk hati pada rindu-rindu akan purnama
Kita menghidupi luka untuk mengubur jiwa
Pada setengah pagi ketika lelah menikam mu padaku
Sekali lagi kita teringat bahagia yang kita cari selama ini
Menyabungkan asa dengan kemarin masih di sekitar ketakutan
Pada setengah pagi ku memilikimu, ada kita yang bersiap meludahi lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"