Puisiku merajuk pada malam
Berlari bersama dinginnya jiwa
Merasuki dinding kosong hatinya
Darinya kupunguti cumbuan mereka
Puisiku mencuri lenguh dari bilik kamar
Mengurai nelangsa di kelopak mata redupnya
Noda mereka padanya ; di bibir, leher, dada dan kemaluan
Puisiku menggumuli ketelanjangannya, melacurkan takdirnya
Tak mampu mendongakkan kepalanya dari segunung cibiran
Tak juga menyudahi tubuh mereka menyetubuhi tubuh matinya
Aku rindu memulangkan puisi-puisiku padanya yang tak pernah melacur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"