Sabtu, 12 November 2011

PEREMPUAN MALAM DALAM BENING KACA PAJANG

Malam ini milikku
Aku terpilih, aku pilihan
Besok aku bidadari lepas
Malam ini kujaring kebebasan
Malam ini karpet merahku untuk singgasana

Malam ini malamku
Aku akan dipilih, aku ditukar
Besok aku bukan lagi pelacur murahan
Malam ini aku melacur bukan untuk tukang becak
Malam ini aku akan dilacurkan bandot tua kaya raya

Kemarin aku melacur di ujung-ujung gang gelap
Dikangkangkan begitu saja pada kerasnya tembok bisu
Memuaskan kuli-kuli bangunan yang kasar dan keringatnya busuk
Lalu mukaku dilempari kotornya uang lusuh pada gelapnya ujung-ujung malam

Malam ini aku melacur pada suramnya kamar-kamar mesum
Menaikturunkan lamat tubuhku pada tuanya kasur-kasur pegas
Memuaskan laki-laki berisitri yang mengendap-endap datang membeli orgasme
Dan mengiba lembaran uang merah mereka dari jauhnya tatapan jijik setelah klimaks

Malam ini dan malam-malam kemarin aku tetap seorang pelacur
Masih dikangkangi kemaluan keras yang kasar mengoyak tubuhku
Masih diludahi kasarnya serapah setelah memberikan sedetik surga
Malam ini dan malam-malam setelah ini, aku tetaplah seorang perempuan malam

Di gang-gang gelap ataukah dibalik beningnya kaca pajang,
Aku tetap perempuan malam yang melacurkan kemaluannya
Yang melacur untukmu ketika jenak kemaluanmu memilihku
Pelacur yang tak pernah bisa memilih ketika tetap dikangkangi dalam kenistaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"