Minggu, 31 Maret 2013

RUANG KOSONG

Janji-janjinya gugur dari garis-garis halus di ujung matanya, muram... semuram usia yang tak pernah genap melukis jejak pada seperempat malam-malamnya, "Entah kenapa aku masih disini...," Menanggung rindu untuk jiwa-jiwa yang kelelahan, kehabisan cara...
Baca Selengkapnya - RUANG KOSONG

Sabtu, 30 Maret 2013

SIHIR MALAM

Pada wajah malam, haru datang menghampiri. Kau tertidur dari pelukan yang singgah, datang lalu hendak beranjak..., dan kau terlelap pada jalan-jalan pulang yang tergenggam. "Aku hidup dari wajah-wajah kalian...," dari bagaimana kalian melafalkan huruf-huruf...
Baca Selengkapnya - SIHIR MALAM

Jumat, 29 Maret 2013

PULANGLAH

Pada tanah basah yang berhala dari sisa-sisa malam, kutangkap lirih syahdu kisah tentang redupnya warna hitam pada helai-helai rambutnya, "Aku kerap meringkuk sendiri disini, mengerami sunyi...," lelah seharian melukis merah pada tulang pipi, menggantung...
Baca Selengkapnya - PULANGLAH

Kamis, 28 Maret 2013

MERINGKUK DI RAHIM EMAK

Perempuan-perempuan itu gontai mendudukkan letih di sudut-sudut kamarnya. Rambutnya panjang tergerai, tubuhnya telanjang tanpa sebutan, tahta terlepas dari kedua kakinya, "Rindu rasanya menjadi manusia di luas dadamu...," Dan para lelaki mereka mulai...
Baca Selengkapnya - MERINGKUK DI RAHIM EMAK

Rabu, 27 Maret 2013

ADA

Sebelum tanya Menghalau nelangsa Seusai pertengkaran takdir "Batu tak selamanya sabar menunggu tetes air melubangi...
Baca Selengkapnya - ADA

Selasa, 26 Maret 2013

MENGINGAT JALAN-JALAN PULANG

Di tengah ratusan kuncupnya kembang-kembang kopi, aku menanak usia dalam segenggam berita tentang aroma surga, "Semalam seperti rindu-rindu usang yang kau ratapi," seperti muak dengan riak ombaknya, tapi gelisah teraniaya suara deburnya. Semalam seperti...
Baca Selengkapnya - MENGINGAT JALAN-JALAN PULANG

Senin, 25 Maret 2013

BULAN

Tinggallah di kamar Ceritakan tentang jalan-jalan pulang Suarakan sepi layaknya sebuah nyanyian "Sendiri itu seperti bintang-bintang yang dihidupkan dadanya dari lua...
Baca Selengkapnya - BULAN

Minggu, 24 Maret 2013

BERCERMIN DI DADAMU

Tidak mungkin lagi sisa rasaku memerintahkan akar-akar halus di dadaku berjalan mencari jawab, jauh ke dalam dadamu. Tiap akar-akar di dadaku mencarimu, satu per satu serabutnya tercabut, hilang dan lambat laun habis, "Carilah disana, dia yang menyimpan...
Baca Selengkapnya - BERCERMIN DI DADAMU

Sabtu, 23 Maret 2013

RUANG

Cerita-cerita pulang Tangis luka menghilang Wajah-wajah baru bertandang Tak cukup ruang, doa-doa menuju peta...
Baca Selengkapnya - RUANG

Jumat, 22 Maret 2013

SECANGKIR KOPI TANPA MATA DAN TELINGA

Baru saja hendak kumatikan lampu di halaman depan; membutakan dua matamu yang seharian memunguti akar-akar baru yang biasanya kutanam disana. Dan kilat cahaya dari redup matamu mematikan mauku, "Jangan matikan lampunya...," biar tetap bisa kutelisik...
Baca Selengkapnya - SECANGKIR KOPI TANPA MATA DAN TELINGA

Kamis, 21 Maret 2013

PINTU

Tempat tanya datang Yang pergi pun pamit Biasanya ada nelangsa "Hujan musim ini lebih deras, pintu tua ini tak lagi mampu menahan badai......
Baca Selengkapnya - PINTU

Rabu, 20 Maret 2013

SEKEJAP MENGGUNCANG RANJANG, LALU...

Aku tak mengenalnya, Tidak juga kemaluannya yang berujar cinta Memburuku dalam ketelanjangan menakutkan Lidahnya basah oleh birahi, cinta yang tak kukenali Semalam menanam rasa pada tipis telinga Datang dengan bahu lapang menadah sekian luka Lalu jemarinya...
Baca Selengkapnya - SEKEJAP MENGGUNCANG RANJANG, LALU...

MEJA TUA DI BAWAH GERIMIS

Untuk doa-doa yang datang berkumpul di atas meja tua yang sendirian di tengah gerimis, matanya berkaca-kaca dengan mulut terkatup, "Aku lebih suka menangis di bawah hujan," hatiku menggigil, tapi gumpalan pipiku setia menadah luka. Jemari tangannya...
Baca Selengkapnya - MEJA TUA DI BAWAH GERIMIS

Selasa, 19 Maret 2013

BERANDA

Bernafas dari dada sewaktu kosong Saling terikat di ruang hampa Lalu tiba-tiba bergemuruh dengan sombong, "Silahkan masuk...dia patung, hatinya tak bisa meneteskan airmata. Anggap saja tak ada...
Baca Selengkapnya - BERANDA

Senin, 18 Maret 2013

PEREMPUAN YANG NAMANYA DIHAPUS PAGI

Tubuh telanjangnya gemetar Malam meminta matanya terjaga Semalaman lagi menjajakan kemaluan Bersolek mengundang birahi datang bertamu Tersenyum diantara desah di atas ranjang Menarikan tarian jalang pada sepanjang malam Diludahi cairan cinta dalam...
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN YANG NAMANYA DIHAPUS PAGI

SETELAH LENGUH MENINGGALKAN TUBUH TELANJANGNYA

Matanya tak pernah terpejam Terang benderang, tak sehitam bilik kamar Mimpi-mimpi berserakan di atas ranjang bisu "Dia akan membawaku pulang padamu, Tuhan...," Tubuh telanjangnya menggigil Dibangunkan khianat, seusai rayuan serupa janji Doa-doa tak...
Baca Selengkapnya - SETELAH LENGUH MENINGGALKAN TUBUH TELANJANGNYA

Minggu, 17 Maret 2013

RINDU YANG TAK PERNAH SAMPAI

Rindu tiba di kelopak mata Butir beningnya menetes satu-satu Tak terbendung seperti senja mengetuk Melimpah ruah, menghuni hati tak bertuan Harap terlalu sering menakuti Sekian jarak memintal resah seorang diri Ratapan tak juga mampu membuatmu tergerak Kerap...
Baca Selengkapnya - RINDU YANG TAK PERNAH SAMPAI

Sabtu, 16 Maret 2013

PAGI TAK PERNAH INGKAR

Dari mulutmu yang bungkam, sebelah kiri tubuhku kian jalang merauti ceceran pertanda-pertanda yang telanjang di mataku, "Aku suka manakala pagi tak pernah ingkar benderang setelah malam tak lebih dari desah rindu pada baumu," Hingga retak cangkir kopiku;...
Baca Selengkapnya - PAGI TAK PERNAH INGKAR

Jumat, 15 Maret 2013

PEREMPUAN YANG MEMBELI PELUKAN

Malam datang di pelupuk mata ada gelisah menanti dekapanmu doa terucap dengan bibir terkatup "Berikan sekali ini saja, perkenankan aku pulang...," Tubuhmu berkilatan disiram keringat diburu setumpuk mau di atas telanjang tubuhku harap tak pernah terbungkam,...
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN YANG MEMBELI PELUKAN

Kamis, 14 Maret 2013

PENYAIR TELANJANG

Pengobral dosa itu telanjang menyusui berpuluh laki-laki cabul dengan puting susu milik anak yatimnya "Puisimu kotor, melulu tentang sundal!" Anak yatim bermata perak itu meratap ibuku pulang dengan sisa sperma di kemaluannya tiap pagi menangis di sudut...
Baca Selengkapnya - PENYAIR TELANJANG

Rabu, 13 Maret 2013

SEMALAM SAJA

Angka-angka pada kalender di dinding hitam itu lelah di tengah perjalanannya. Satu-satu turun menapaki keningnya. Sejenak berhenti di kedua matanya. Ada lautan tanpa ombak disana, hanya desau angin tanpa kalimat yang terbaca samar, "Ini hari yang kemarin,"...
Baca Selengkapnya - SEMALAM SAJA

Selasa, 12 Maret 2013

BERAKHIR DI MALAM TERAKHIR

Hitam membuatmu enggan mendekat Sejengkal jarak dipilih, Aku masih ingin tersenyum Kasak-kusuk di belakang punggung Setiap airmata menjijikkan, Itu bukan karenaku! Hitamku semakin gulita Dirasuki cemooh dari dalam dada Pernah hendak kusentuhkan hatimu...
Baca Selengkapnya - BERAKHIR DI MALAM TERAKHIR

Senin, 11 Maret 2013

IBU YANG MENYUSUI TELUR

Perempuan-perempuan berwajah pucat itu menuruni ranjang dengan mata harimau di kedua dadanya; terbit dari secuil surga yang semalam dijarah . Lelaki mereka masih tertanam lunglai pada peradaban semalam; lembab kelelahan menidurkan pohon karet yang ada...
Baca Selengkapnya - IBU YANG MENYUSUI TELUR

Minggu, 10 Maret 2013

KABUT PADA MATA KAKI

Seperti kabut yang membutakan mata kaki, Kau ada tapi tersamar, enggan menggaduhkan halaman rumahmu. Seperti secangkir kopi panas yang menemani pagi, Aku ada tapi pasti pergi setelah kabut malu bertamu. Seperti apa sebenarnya kita ada, Begitu cepat...
Baca Selengkapnya - KABUT PADA MATA KAKI

Sabtu, 09 Maret 2013

LABIRIN

Mungkin di kening Yang mengumpulkan hening Atau di telapak tangan? Tempat kemarin berserakan "Kau hanya menanyai labirin, berkemaslah......
Baca Selengkapnya - LABIRIN

Jumat, 08 Maret 2013

HITAM DI DINDING KAMAR

Angin tak lagi malu menerobos punggung daun-daun kopi yang sepanjang musim kemarin kau paksa bersembunyi pada tuhan yang lebih tinggi, "Semerbak wangimu sudah lebih dulu sampai," dalam secangkir ratapanku yang menjungkirbalikkan doa. "Aku tak akan meperlihatkanmu...
Baca Selengkapnya - HITAM DI DINDING KAMAR

Kamis, 07 Maret 2013

SEJAK HARI ITU AKU TAK LAGI MENANAM BIBIT BUNGA

Sejak hari itu aku tak lagi menanam bibit bunga di halaman rumahmu, "Ini sudah musim kembang-kembang berbunga," Ya, meski sudah dekat waktunya untuk kuncup kembang-kembang berbunga. Indah dengan warna-warninya. Tapi sejak hari itu aku sudah tak lagi...
Baca Selengkapnya - SEJAK HARI ITU AKU TAK LAGI MENANAM BIBIT BUNGA

Rabu, 06 Maret 2013

MENGANTARKAN KENANGAN PULANG

Sekian gelisah hanya lelucon Puluhan tanda tanya tak ubahnya malam Ditertawakan pesta pora perayaan warna-warni Terbiarkan dalam kesendirian, dilarikan tanpa jawab Pernah teringat dulu penuh rindu Lalu tersadar, seluruh hanya dariku Tak satu pun kau...
Baca Selengkapnya - MENGANTARKAN KENANGAN PULANG

Selasa, 05 Maret 2013

CERITA YANG TAK PERNAH KAU BACAKAN

Buku tebal ini masih di tanganku, Keramat untuk kubuka halaman-halamannya Apalagi kubaca dengan bunyi lirih sekali pun Hanya diam saja merasai keringat dingin di telapak Cerita ini, entah kapan bisa berkisah Hurufnya terus luruh satu per satu, kosong Judulnya...
Baca Selengkapnya - CERITA YANG TAK PERNAH KAU BACAKAN

Senin, 04 Maret 2013

TUHAN-TUHAN YANG LAHIR DI PAGI HARI

Wajah mereka tumpah pada dinginnya tanah pagi, terantuk kepada tuhan yang meninggi-tinggikan dagunya, "Kami menuhankanmu," sejak kami membaca namamu dari buku-buku tebal yang halaman-halamannya tak berisi satu huruf pun. Sementara yang lain sibuk berkasak-kusuk...
Baca Selengkapnya - TUHAN-TUHAN YANG LAHIR DI PAGI HARI

Minggu, 03 Maret 2013

SEJAK KITA BERTEMAN DI ATAS RANJANG

Sejak kedua kaki kita memilih berteman di atas ranjang, langit kerap mengajakku melihat sekitar dengan hati, "Aku bisa marah kalau tidak kau susuri jarakku dengan tubuhmu...," Waktu itu aku tak mampu menemuimu, aku sibuk membetulkan letak daguku. Sejak...
Baca Selengkapnya - SEJAK KITA BERTEMAN DI ATAS RANJANG

Sabtu, 02 Maret 2013

PEREMPUAN YANG INGIN MENJADI PUISI

Aku ingin menjadi puisi Penuh dengan banyak kata indah Terbaca untuk sekian makna tersembunyi Aku hanya sampah, busuk mengundang serapah..., Tubuhku bisa menjadi puisi Mereka datang untuk memujaku Tiap malam menginginkanku, melepas birahi Aku sundal...
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN YANG INGIN MENJADI PUISI

Jumat, 01 Maret 2013

MEMBACAMU DALAM SATU KATA

Aku senang memandangmu dari dalam sini, Memandangmu yang sedang bermain-main dengan huruf di telapak tangan; menata huruf-huruf itu dengan senyum dan menjadikannya cerita yang tak pernah kering untuk langit. Aku senang mencuri baca cerita itu dari langit...
Baca Selengkapnya - MEMBACAMU DALAM SATU KATA