Aku memilikimu dalam segenggam doa
Mengijinkan ruhmu menutup segala hening
Membiarkanmu meningkahi oranyenya senja
Dan ragaku mengering terserap dahaga merindu
Di seberang jeda jemari tangan,
Wajahku kah yang kau rajuk pada malam?
Yang menguatkan tegak kakimu berlari mendekat
Hingga tegar kau lampaui batas hening di hadapan hati
Selepas malam pada masa renta kali ini,
Bersiap uban mengubur segenap penantian
Melupakan benang-benang asa menunggu jawab
Sampai kita terlepas dari batas jarak, membunuh hening selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"