Kamis, 14 Maret 2013

PENYAIR TELANJANG

Pengobral dosa itu telanjang
menyusui berpuluh laki-laki cabul
dengan puting susu milik anak yatimnya
"Puisimu kotor, melulu tentang sundal!"

Anak yatim bermata perak itu meratap
ibuku pulang dengan sisa sperma di kemaluannya
tiap pagi menangis di sudut kontrakan, memaki diri
"Sundal itu ibu yang rahimnya ku huni tanpa keberatan,"

Penyair yang puisinya melulu tentang selangkangan itu berteriak,
"Tiap pagi kulihat sundal itu membacakan doa-doa suci di telinga anak yatimnya,"
mencuci butir-butir beras itu berpuluh kali dengan airmata dan kemarahan terpendam
Biar saja puisiku tak memakai kutang dan celana dalam, biar tetap telanjang mata hatiku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"