Minggu, 24 Maret 2013

BERCERMIN DI DADAMU

Tidak mungkin lagi sisa rasaku memerintahkan akar-akar halus di dadaku berjalan mencari jawab, jauh ke dalam dadamu.
Tiap akar-akar di dadaku mencarimu, satu per satu serabutnya tercabut, hilang dan lambat laun habis,
"Carilah disana, dia yang menyimpan jawabanku,"
"Pergilah padanya, dia yang kupercaya untuk menyimpan kenanganku,"

Dan suara-suara itu makin membuatku kecil, dari bayangan menjadi titik yang bahkan tak terlihat pada selembar kertas kosong.
"Andaikan namaku ada pada udara, air, laut dan api...," tak perlu kudatangi setiap pintu yang di dalamnya wajah-wajah mereka menertawakanku dalam kelakar yang menundukkan keberanianku untuk mencintaimu.

"Aku hanya ingin duduk sendiri dengan sebatang rokok dan secangkir kopi pahit di genggaman...," untuk apa memaksa melihat, kalau dirimu terus menyimpan semua jawab untuk duniamu yang membuatku kian renta ketika bercermin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"