Minggu, 03 Maret 2013

SEJAK KITA BERTEMAN DI ATAS RANJANG

Sejak kedua kaki kita memilih berteman di atas ranjang, langit kerap mengajakku melihat sekitar dengan hati,
"Aku bisa marah kalau tidak kau susuri jarakku dengan tubuhmu...,"
Waktu itu aku tak mampu menemuimu, aku sibuk membetulkan letak daguku.

Sejak punggung kita saling bercumbu; memilih untuk memberikan ruang pada samudera, laut bergelung-gelung membawa khabar dalam lipatan ombaknya,
"Pergilah, jangan terus menjahit hati di hadapanku. Aku sakit melihatmu...,"
Saat itu aku tak mungkin menanyakan seperti apa khabarmu, aku harus membetulkan senyumku.

Tidak mengapa kalau kita yang akhirnya berteman di atas ranjang membuat penantian sekian lama menjadi hal konyol; untuk hari-hari yang terlanjur berkhianat, setelah pertemuan yang hampir terjadi menjadi mustahil..., bukankah ini hanya tentang dua orang diatas ranjang yang akhirnya memilih untuk berteman dengan punggung berciuman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"