Butir beningnya menetes satu-satu
Tak terbendung seperti senja mengetuk
Melimpah ruah, menghuni hati tak bertuan
Harap terlalu sering menakuti
Sekian jarak memintal resah seorang diri
Ratapan tak juga mampu membuatmu tergerak
Kerap menyakitkan, menghidupi benih tanpa hujan
Setia bersembunyi di lipatan kening
Doa-doa menjadi tersangka tiap kali terucap
Biasnya pun enggan berbekas di hari yang lapang
"Rindu ini tak pernah sampai, tak pernah bisa kau namai...,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"