Ibu,
Tubuhku berontak di jamah birahi
Terlunta oleh airmata seusai senggama
Orok-orok itu ku bunuh tanpa ikatan akad
Aku anakmu yang memagut malam-malam tak bernama
Bapak,
Hatiku memunguti cinta dari ranjang berderit
Tak satu pun rasa tertinggal untukku, hanya lenguh
Airmata ini tak lagi mampu menyelimuti ketelanjanganku
Aku anakmu yang menjilati kemaluan mereka dalam ambigu
Nak,
Surgamu ini kugadaikan tanpa doa-doa
Tiap malam di kangkangi tubuh-tubuh tak ku kenal
Kau ku bunuh dalam takdir hitam dari legamnya noda
Aku ibu yang membuatmu hadir dalam berabunya jalan hidup
Tuhan,
Hujani tubuh telanjangku dengan kemarahanMU
Biar ku pahat jelaga hitam pada airmataku dengan kekalahan
Dan biarkan tubuhku tumbang dibawah hujan yang terus menista
Puisinya satir banget Mbak Yayag. Saya jadi inget cerpen-cerpen Djenar. ^^
BalasHapusDisini ruang gelapnya mbak Ayu.
HapusThanks sudah beberapa kali mampir kemari mbak.
Jewerannya dong mbak Ayu :)
Kamu kudu tunggu puisi, cerpen, dan novel Yayag YP keluar Yu. :) :p
BalasHapusDuh...fitnah,
HapusSemoga ada bintang jatuh dan langsung kabul dah tu fitnah.
an ameen from me.. :p
Hapusmantabzzzz mbak, penuh kegelisahan dan sindiran
BalasHapusAsyiiikk, mas Bowo meninggalkan komentarnya di blogku lagi, hehehe...maturnuwun sanget mas.
HapusJeweran e endi? :)