Jumat, 31 Mei 2013

KERAS

Bergeming untuk desau angin
Memukul berisik harimu yang tertawa
Tak ikut berbahagia, hanya setia pada batu
Tidakkah kau buka malam dari kedua matanya?

Berteriak sampai pekak telinga
Meminta angin berbalik mendengar
Tak sekali pun dibaca langit, masih murung
Pernahkah sejarah dipunguti detik waktu dari jemari tanganmu?

Lalu semua memuakkan
melelahkan untuk dihafal tiap halamannya
Dan Keras kau ikatkan pada cermin
Mengapa menjadikannya sekeras batu untuk lalunya yang tak pernah kau ajak bersalaman?

Baca Selengkapnya - KERAS

Kamis, 30 Mei 2013

ORANYE

Keningnya oranye
Tak ada anak-anak ombak
berlarian di hari perayaan
Sedikit hitam, lalu hening di lautnya

Sajak tak ubahnya gelisah
Semarak pun pesta di tubuh
tetap secangkir kopi hitam menawar
Tergesa mengundang oranye, sedetik berlalu

Hitam adalah takdir
Tak mengapa oranye bertamu
Sekedar melampiaskan serunya sendu
Lalu menyembunyikan tawa di balik punggung

Baca Selengkapnya - ORANYE

Rabu, 29 Mei 2013

TAS PUNGGUNG TERAKHIR

Hujan memanggil
Setengah mimpi terampas
Tuju memudar, terhapus saja
Kukembalikan semua

Seperti penghujan hari itu,
Sebentar mencoba tertawa
lalu terasing di merahnya hari
Kumasukkan semua dalam tas punggungmu

Pergilah bersama hujan
Untuk warna-warni di mata mereka
Pada tas terakhir di punggungmu, semua ku kembalikan
"Biar mendung menikmati murungnya tanpa cermin,"

Baca Selengkapnya - TAS PUNGGUNG TERAKHIR

Selasa, 28 Mei 2013

JARI TELUNJUK DI KENING

Matanya lautan
Bergelung ombak disana
Terus menderas, pun di hari sunyi
"Kau terus mengorek matamu,"

Hatinya hamparan tandus
Sejauh hela nafas, semua memucat
Ilalang pun menguning di bawah gerimis
"Kau yang setia pada luka,"

Helai-helai rambutnya kematian
Bujuk rayu hanya lelucon kesiangan
Terampas semua mimpi berhujat tawa
"Jari telunjukmu di keningku, terus menjarah mauku...,"

Baca Selengkapnya - JARI TELUNJUK DI KENING

Senin, 27 Mei 2013

PERAWAN KEPAGIAN

Dia meremas jari-jariku, Mak
Cinta membuatnya teramat gemas
Tak cukup memandangku dari kejauhan
Begini katanya cinta, Mak

Hari masih terang benderang
Tapi dia mengajakku mencari malam
Bersembunyi dari Tuhan, mencipta surga
Apakah surga sudah pindah dari telapak kakimu, Mak?

Ikutlah dengannya, Nak
Lumat maunya dengan tubuhmu
Musim kawin hendak bertamu
Kau pun harus kawin, lalu menikahinya

Dosa terlalu lirih,
Lebih nyaring birahinya atas tubuhku
Kawin di malam buatan, terjual atas restu
Perawan kepagian linglung, beginikah memulakan kawin, Mak?

Baca Selengkapnya - PERAWAN KEPAGIAN

Selasa, 21 Mei 2013

ANAK-ANAK YANG BERLIBUR DI WAJAH BAPAKNYA

Anak-anak itu berlibur di wajah bapaknya yang pagi ini masih bertelanjang dada dengan sarung kumal menggantung di pinggang kurusnya.

Anak-anak itu masih diselimuti sisa kantuk semalam, mengusap-usapkan tanya pada bahu kering bapaknya,
"Aku tak mau berlibur disana, Pak..., cukuplah berlibur di telanjang dada, dan sisa keringatmu semalam...," sambil tersenyum melirik wajah emak yang cemberut, mungkin tak terpuaskan olehmu semalam.

Anak-anak itu berlibur di wajah bapaknya, membentur-benturkan mimpi pada ketelanjangan dada bapaknya,
"Berliburlah di tubuh bapakmu, Nak... tak perlu membayar mimpi dan melenakan sisa kantuk," meski emakmu memaki dari bawah tindihan tubuh bapakmu semalam.

Baca Selengkapnya - ANAK-ANAK YANG BERLIBUR DI WAJAH BAPAKNYA

Senin, 20 Mei 2013

PUNAH

Khabar tertawa,
Pura-pura di datangi gerhana
Sekejap membakar bara di mata
Lalu tak jera memanggil hujan kata

Angin berbisik parau,
Di halau terik pun tetap rinai
Sejarah mencumbu setumpuk rindu
Apalah daya, Sang Kuasa memutus cerai

Duhai pemilik gelisah,
Lihatlah sekali lagi pada garis tangan
Pernahkah terasa pilunya menukar cinta
Hingga malam segera punah dari genggaman?

Baca Selengkapnya - PUNAH

Minggu, 19 Mei 2013

BURUNG-BURUNG DI DALAM KAMAR

Burung-burung datang.
"Hari libur yang kurang ajar. Bukakan pintu. Aku rindu."
Burung-burung terburu-buru pulang.
"Malam menyuruhku pulang, menampakkan muka pada pemilik akad,"
Burung-burung tidak ada di kamar. Tidak juga penyewa kamar.
"Esok, tunggulah aku. Sekedar untuk dua tiga jam, entah dengan siapa dan apa alasannya datang dan buru-buru pulang,"
Baca Selengkapnya - BURUNG-BURUNG DI DALAM KAMAR

Rabu, 15 Mei 2013

KATANYA INI DOSA

Kaca kamar seperti berembun.
Tak terlihat apa-apa.
Hanya suara-suara........
"Gerah,"
"Nikmat!" 
Embun tidak hadir sebelum pagi.
Tidak juga kalimat berikut dari bibirnya. 
"Kita tak seharusnya melakukan ini," 
Jari-jari tangannya sibuk mengaitkan kancing kemeja. Lalu celananya.
Kupikir ini semua karena cinta....., cinta yang tadi dibisikkannya lamat-lamat sebelum kami telanjang.
"Ini dosa!" Dia berlalu. Aku tercekat...ini dosa (katanya)
Baca Selengkapnya - KATANYA INI DOSA

Selasa, 14 Mei 2013

GURAUAN MALAM PEREMPUAN BERGINCU MERAH

Dia mencandui tubuhku
Berkali mengadukan cinta dengan lenguh
Sembunyi-sembunyi meremas buah dadaku
Merah bibirku di sekujur tubuhnya, menunggu jawab

Sekian malam menggauliku
Kemaluannya tak hentinya merayu
Entah sejak kapan jari manis kanannya buntung
Tubuhku telanjang dihajar cintanya, seperti inikah cinta?

Kubangun rumah kecil itu dari lenguh dan desah
Jauh disana, di seberang angan sewaktu senggama
Sampai pelukan tak kunjung membalas tanya, pudar
Ini hanya gurauan malam perempuan bergincu merah, mencari cinta untuk pulang dari bilik mesum

Baca Selengkapnya - GURAUAN MALAM PEREMPUAN BERGINCU MERAH

Senin, 13 Mei 2013

LAKI-LAKI TUA DAN KALENDER BERGAMBAR PEMANDANGAN

Mata air meleleh di dada
Sungai tak pernah kering
Puncak gunung sehijau lumut
Entah hari-hari berujar apa padanya

Cuping telinga diteriaki hidup
Muak diberondong berisik gurauan
Kalender bergambar pemandangan bergeming
Anak-anakku mati muda di lorong-lorong tua

Teras belakang rumahku bergambar pemandangan,
Tak banyak bicara, masih setia membujuk rentanya tubuh
Mengajak laki-laki tua ini bermain petak umpet dengan takdir
Masih di teras belakang, bergambar pemandangan..., bukan lagi angka-angka

Baca Selengkapnya - LAKI-LAKI TUA DAN KALENDER BERGAMBAR PEMANDANGAN

Minggu, 12 Mei 2013

SEPERTI SUDAH...

Seperti sudah saja,
Cinta tinggal peluh
Mimpi bergelung-gelung
Minta dikayuh sampai daratan

Waktu menunggu usai
Cintamu terkapar, tak juga bangun
Lukisan di dinding selalu hitam legam
Di dekati pagi pun enggan mengundang terik

Seperti sudah...
Orang-orang di seberang bias
Tak ada perjamuan, tidak juga doa
Hanya semilir angin, sesyahdu fatamorgana

Baca Selengkapnya - SEPERTI SUDAH...

Sabtu, 11 Mei 2013

KUCING BETINA

Jam dinding jatuh. Pprraaannggg...
"Sial..."
"Aarrgghhh..."
"Matikan lampu!"
"Mana celana dalamku?" Sri panik mencari. "Cepat, nanti keburu dia bangun,"
Celana dalam tidak berhasil ditemukan. Laki-laki tua itu terburu keluar kamar. Kemaluannya masih mengacung.
Kucing betinanya lahap mencakar-cakar kemaluannya.
Baca Selengkapnya - KUCING BETINA

Jumat, 10 Mei 2013

RUMAH KECIL

Cangkir kopi dingin
Diam di hadapan nyali
Masa lalu di usir angin
Sunyi setia menanti janji,

Mimpi menjelma batu
Sebatang rokok memerah
Rindu-rindu menunggu rayu
Tunai dibantai teguhnya kisah,

Tapak kaki memugar bentuk
Baru sebentuk halaman hijau
Lalu jendela kayu menyembunyikan amuk
Rumah kecil ini tempat tuanya senjamu terburu-buru pulang

Baca Selengkapnya - RUMAH KECIL

Kamis, 09 Mei 2013

UNTUK SENJA DI BAHU

Kalau tak pernah kukenali oranye
Dari halaman rumah di luas dadamu
Sunyinya senja tak pernah kukenang
Hingga terus angkuh menggurat garis di ujung mata

Seperti membirunya rindu
Kerap bertemu hening pada usia
Senja pasti datang, meminang lelah di bahu
Lalu tersedu memohon malam kembali pulang

Dimana sendiri hendak bertahta?
Pada tubuh renta yang dimakan dingin
Atau hendak merana dalam tuanya sesal
Untuk senja di bahu, tunaikan hari saat aku dipasung nama belakangnya

Baca Selengkapnya - UNTUK SENJA DI BAHU

Rabu, 08 Mei 2013

PEREMPUAN PADA PAHITNYA JALAN-JALAN PULANG

Panggil aku betina binal,
Yang malam ini kau gauli
Lalu besok memuaskan birahimu
Dan di pagi yang masih hitam meraung-raung

Teriaki aku pelacur,
Yang tiap malam memulas merah wajahnya
Merayu dengan jemari nakal di sekujur tubuhmu
Tapi buru-buru memanggil Tuhan dalam hujan air mata

Tidakkah kau lihat jauh dalam kelam mataku,
Segunung ketakutan yang memohon takdir terhenti
Pernahkah kau hapus tebal riasan di wajah pelacur ini...
Hingga pucat wajahku berbisik, "Aku hanya perempuan yang tersesat pada pahitnya jalan-jalan pulang,"

Baca Selengkapnya - PEREMPUAN PADA PAHITNYA JALAN-JALAN PULANG

Selasa, 07 Mei 2013

MIMPI

Tergesa mengejar usia
Buru-buru dikunyah waktu
Selintas katup jantung salaman
Tak sempat saling menanya tujuan
Hanya mimpi, menguap seusai terjaga
"Kita tak pernah benar-benar sempat berkenalan, bahkan di dalam tidur...,"
Baca Selengkapnya - MIMPI

Senin, 06 Mei 2013

BERHARAP PULANG

Semalaman yang begitu saja tumpah dalam cangkir-cangkir kopi berkerak air mata, juga puluhan batang rokok yang membakar lembabnya dada, masih membuatku teramat rindu padamu.
Pada sekian cerita tentang ketelanjanganmu diatas tubuh mereka; melenguh, mengeluh, lalu mengadu pada waktu dan rasa malu,
"Aku tersesat saat mulai menamainya cinta,"

Berharap sekali saja pelukan setelah senggama, tak ubahnya berteriak kalah pada malam yang memintamu terus telanjang untuk jalan-jalan pulang. Semakin dijarah harap, kian tersesat dalam hening,
"Telanjanglah untuknya..," tapi jangan pernah meneteskan air mata yang menggenangi lorong-lorong hitam tempatmu merindukan jalan--jalan pulang.

Menangis saja untuk tubuh terlacur pada jiwamu yang muak dilacurkan.
Berteriaklah untuk langkah kakimu yang terus mengajak pulang, menziarahi terasingnya diri yang kian menua,
"Aku menunggu pelukannya...," menunggu untuk pulang dan menyudahi semuanya.

Baca Selengkapnya - BERHARAP PULANG

Minggu, 05 Mei 2013

MENUNGGU DALAM GELAP

Semuram itukah puing-puing sejarah yang kutinggalkan kemarin pada setapak jalan di halaman hatimu?
Masih temaram, nyaris gulita..., meski anak-anak rambutmu mulai kembali pada tanah tempatnya dilahirkan, di hari yang mulai kekuningan.
"Aku mulai mencintainya...," untuk halaman putih dibalik punggung, yang tak bergaris sebaris pun. Sesetia lurusnya garis-garis halus di ujung mata pada usia.

Tak ada yang berani menyelinap. Tidak juga hari ini yang terbata mengingatkan kita pada malam-malam panjang yang bisu, diam ditanyai diri,
"Cinta datang dan pergi, tapi kita tak pernah keluar dari pintu tua itu...,"

Baca Selengkapnya - MENUNGGU DALAM GELAP

Sabtu, 04 Mei 2013

PEREMPUAN-PEREMPUAN DI HALAMAN BELAKANG

Cinta yang membuatnya menggauliku
Membakar sekujur tubuhku dengan gairah
Membuatku ingin mengambil semua mimpi di langit
Tapi matanya menitikkan airmata, "Lalu khabarnya pun tak lagi menghampiri,"

Lukanya mengetuk masa laluku
Merayuku seakan inilah jalan-jalan pulang
Seketika mengadukan rindu dan cinta di atas ranjang
Lalu tersadar, tak satu pun pelukan di ujung senggama

Cinta tak pernah benar-benar terlahir
Akad diucap, lalu mengeluh lelah untuk hidup
Tapi kemaluannya tak pernah letih menagih janji
Dan malam tak lebih dari tubuhnya yang dilacurkan akad

Bakarkan lagi sebatang rokok,
Biarkan halaman belakang mendengar perih kisahnya
Untuk perempuan-perempuan di halaman belakang, segeralah pulang...
Tinggalkan cinta dari kemaluan-kemaluan mereka, jangan lagi menangisi kepalsuan!

Baca Selengkapnya - PEREMPUAN-PEREMPUAN DI HALAMAN BELAKANG

Rabu, 01 Mei 2013

SEJARAH

Semena-mena mencabut
angka-angka pada jam di dinding
Banyak yang porak poranda,
hati...juga kesanggupan
Masygul membenturkan jejak kaki dengan dinding kamar
"Ini sejarah, tempat hati mulai senang berbicara dengan batu,"
Baca Selengkapnya - SEJARAH