Yang malam ini kau gauli
Lalu besok memuaskan birahimu
Dan di pagi yang masih hitam meraung-raung
Teriaki aku pelacur,
Yang tiap malam memulas merah wajahnya
Merayu dengan jemari nakal di sekujur tubuhmu
Tapi buru-buru memanggil Tuhan dalam hujan air mata
Tidakkah kau lihat jauh dalam kelam mataku,
Segunung ketakutan yang memohon takdir terhenti
Pernahkah kau hapus tebal riasan di wajah pelacur ini...
Hingga pucat wajahku berbisik, "Aku hanya perempuan yang tersesat pada pahitnya jalan-jalan pulang,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"