Sabtu, 21 Januari 2012

DIA

Seluruh lalumu cinta
Terisi penuh dengan rindu merindu
Terjawab erat pelukan rasanya merasa
Semua katamu tentangnya, dia cintamu

Seluruh kinimu rindu
Berpuluh syair berkulit megahnya kenangan
Bermuara tanpa ampun terus teruntuk lalu
Semua resahmu hanyalah dia, dia memilikimu

Dia terus ada, kau minta ada
Dia masih ada, tak pernah ditiadakan
Dia yang ada, mentertawakan rinduku
Dia saja, selalu dia yang mengencingi mauku

Dia di hatimu, rusukmu, lidahmu juga kemaluanmu
Dia mendesah resah ketika kau gumuli dalam gairah
Dia mencabik-cabik dalam ketelanjangan yang kusajikan padamu
Dia di sekujur tubuhku...kau paksakan ada padaku ketika aku rebah

2 komentar:

  1. marah. marah. marah. jangan marah2. kalo marah mesti pake pentungan, biar sekalian ilang marahnya. kalo nulis, mesti pake..... apa aja biar bagus, biar mendalam, biar realita yang ada, bisa tetep marah tapi gak kelihatan marah, tapi yang baca tau kalo kamu sedang marah.

    bingung ya. sama aku juga hehehehehe
    apa kabar

    BalasHapus
  2. @ Mas Citra D. Vresti Trisna : Nah ya itu lho mas yang masih gagal terus kupelajari darimu, hiks!
    Alhamdulillahs ehat mas, apa khabar juga?

    BalasHapus

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"