Sungai tak pernah kering
Puncak gunung sehijau lumut
Entah hari-hari berujar apa padanya
Cuping telinga diteriaki hidup
Muak diberondong berisik gurauan
Kalender bergambar pemandangan bergeming
Anak-anakku mati muda di lorong-lorong tua
Teras belakang rumahku bergambar pemandangan,
Tak banyak bicara, masih setia membujuk rentanya tubuh
Mengajak laki-laki tua ini bermain petak umpet dengan takdir
Masih di teras belakang, bergambar pemandangan..., bukan lagi angka-angka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"