Senin, 31 Desember 2012

POHON KERING DI PUNCAK BUKIT MERAH

Senja memintamu sendiri, Berdiri tanpa sebait lagu mengusik telinga, hanya segenggam kenangan di pelupuk mata. Beberapa helai bulu matamu pergi beterbangan bersama gelisahnya angin malam. Satu-satu kenangan itu menjauh, meninggalkanmu dalam hening....
Baca Selengkapnya - POHON KERING DI PUNCAK BUKIT MERAH

Minggu, 30 Desember 2012

RINDU PUISIMU

Siang ini kudapati lagi puisinya untukmu, Rindu dan cintanya berbaris rapi, rebah pada dadamu yang gelisah. Puisinya menghapus peluh dan setetes airmatamu yang hendak tumpah. Seluruhnya untukmu....semua puisi itu untukmu! Dari sini aku tertunduk, mencari...
Baca Selengkapnya - RINDU PUISIMU

Sabtu, 29 Desember 2012

LUBANG-LUBANG KOYAK SELIMUT PUCATKU

Mana jarum dan benang hitam itu, mana? Jangan menghilang...lubang ini harus dijahit Biar dulu tubuhku telanjang, nyalang dimakan matanya Setelahnya biarkan tubuh ini memucat di bawah selimut tuaku Aku tak mau ada lubang menganga disana Hingga matanya...
Baca Selengkapnya - LUBANG-LUBANG KOYAK SELIMUT PUCATKU

GAUN MERAH DI DALAM KACA BENING

Sekali lagi aku disini, Menunggu satu rindu enggan beranjak Barangkali kelak menjadi milikku sendiri Yang kuseduh dengan ratusan rindu yang kemarin tak jenak Satu malam lagi di balik kaca bening, Memulas merah pada pipi yang ceruk dimakan tuanya malam Bersolek...
Baca Selengkapnya - GAUN MERAH DI DALAM KACA BENING

Jumat, 28 Desember 2012

LORONG-LORONG HITAM

Lorong-lorong hitam tumbuh di dadaku Lembab dalam malam-malam memucat, senyap Memerah pada bibir kelu penuh luka berdarah Entah kapan mulai terbata mengeja bait-bait doa Aku terlahir dari sebentuk noda Berujar muak akan lelahnya menyapa dosa Semalam...
Baca Selengkapnya - LORONG-LORONG HITAM

Kamis, 27 Desember 2012

SAMPAI

Tak ada apa pun yang ingin kusimpan di bawah hitam garis mataku ; tidak suara angin malam yang memintaku meratapimu, tidak juga ejekan detik waktu yang memakimu...tidak ada apa pun. Aku sudah melepasmu saat tubuh tegaknya datang menopang sebagian mau...
Baca Selengkapnya - SAMPAI

Rabu, 26 Desember 2012

ODE DI HALAMAN BELAKANG

Tak lagi ada yang membuat rumput-rumput hijau dihalaman belakang terkejut, bahkan kalau tak satu pun khabarmu memburu pagi untuk segera naik. Embun dulu yang datang, lalu matahari, sebentar kemudian senja, dan gelap malam...seperti itu sepanjang waktu. Kau,...
Baca Selengkapnya - ODE DI HALAMAN BELAKANG

Selasa, 25 Desember 2012

DUA CANGKIR KOPI PANAS

Disinilah kita berbeda, Sepagi ini kau sibuk menyalakan tungku pemanas di sudut bibir mereka agar senyum mereka menyala bersama pagi yang beranjak, "Tangannya menyentuh langit! Aku juga mau mengusap langit..," Sementara dari dalam jendela besar ini,...
Baca Selengkapnya - DUA CANGKIR KOPI PANAS

Senin, 24 Desember 2012

RINDU KEMBANG-KEMBANG KOPI

Rinduku menumpuk di pelupuk mata, Sewaktu semerbak wangimu mengajak bermimpi Menemui senjamu dan abu-abu yang berkecamuk Bernyali menuliskanmu dalam sajak-sajak panjang Huruf-hurufku berurai di atas selimut, Kelelahan merangkai kisah, enggan berjudul Entah...
Baca Selengkapnya - RINDU KEMBANG-KEMBANG KOPI

Minggu, 23 Desember 2012

MENGHAPUSMU BERSAMA HUJAN

Hujan diluaran tak mau berhenti, Deras menuruni garis halus di ujung mataku Basah...hangat..., sederas robohnya kenangan Disini, pada hujan diseberang raga...aku menyerah Sempat kusemai rumah kecil disamping sungai, Tanpa mimpi menggantung di langit...
Baca Selengkapnya - MENGHAPUSMU BERSAMA HUJAN

Sabtu, 22 Desember 2012

MENENGOK RUMAH ANGKUHMU

Dalam nafas tersengal, kaki-kaki kecilku berlari sekencang-kencangnya. Memaksa segera bertemu jalanan setapak di dalam lidah kelu pada mulutmu. Tak kuhirau sekawanan burung gereja yang riang gembira bercanda dengan semilir angin di atas sana. Beberapa...
Baca Selengkapnya - MENENGOK RUMAH ANGKUHMU

Jumat, 21 Desember 2012

TIGA PULUH MENIT LAGI

Tak lama lagi, Malam berakhir dimakan pagi Menjauhi lorong-lorong gelap Terlambat, tapi tak lagi menyelinap Dalam kalapnya lelap Bayangan-bayangan itu menguap Kau tergopoh-gopoh mengemasi diri Aku terbawa angin, memunguti hati Tiga puluh menit lagi...
Baca Selengkapnya - TIGA PULUH MENIT LAGI

Kamis, 20 Desember 2012

PEREMPUAN DALAM GELAS KOSONG

Kemarilah, Duduk disini bersamaku membaca garis tangan Letakkan tanya di kepala pada sejarah, biar terdiam Senja tak mungkin lagi menunggu takdir berseru Lihat... Di garis ini kemarin kutundukkan ketakutan Persis disamping mengeringnya jengah sendiri Di...
Baca Selengkapnya - PEREMPUAN DALAM GELAS KOSONG

Rabu, 19 Desember 2012

SATU KATA DIBAWAH BANTAL

Aku pecah di sudut malam Meraung dalam lenguh menyakitkan Tertunduk pada jalan-jalan setapak Kapan lirih desau angin membawamu pulang? Kalau puluhan cerita itu berkeping Jatuh memilih tanah basah di seberang daratan Tak satu pun musim penghujan menyisakanmu...
Baca Selengkapnya - SATU KATA DIBAWAH BANTAL

Kamis, 13 Desember 2012

HURUF-HURUF DI UJUNG BIBIRNYA

Satu-satu tumbuh padamu Disesaki gerimis musim ini Berakar pada basahan tanah Mendongak untuk langit kelabu Berbunyi lirih, Entah menyebut apa, mungkin namaku Terbata dibaca luruhnya haru Biarlah berkisah untuk dendam Dari puluhan maunya kembali Waktu...
Baca Selengkapnya - HURUF-HURUF DI UJUNG BIBIRNYA

Rabu, 12 Desember 2012

KEMBALI PADA REDUP

Malam tak pernah punya penguasa Pada tubuh-tubuh telanjang tergadai Rindu tersebut diantara lenguh terasing "Aku memanggilmu," memintamu ada menyudahi Gelap merubuhkan bungkamnya rasa Tak satu langkah kaki menghadap padaku Dingin menghidupi tetes hujan...
Baca Selengkapnya - KEMBALI PADA REDUP

Selasa, 11 Desember 2012

AKU PERGI, MAK

Berlalu dalam malam-malam menakutkan Menuduh dirimu pengkhianat pada takdir Terus meludahi merahnya darahmu di tubuhku Aku pergi, Mak...berlari mencari jalan pulang Noktah hitam itu melekat di dada Penuh merampas rongga-rongga rindu Tak setitik pun...
Baca Selengkapnya - AKU PERGI, MAK