Duduk disini bersamaku membaca garis tangan
Letakkan tanya di kepala pada sejarah, biar terdiam
Senja tak mungkin lagi menunggu takdir berseru
Lihat...
Di garis ini kemarin kutundukkan ketakutan
Persis disamping mengeringnya jengah sendiri
Di sebelahnya kuhempaskan amarah yang meredup
Mereka jauh disana,
Jatuh satu-satu dalam keramatnya kesumat
Tergali tanah pekuburan tak bernisan, terasing
Berlarian menjauhi masyuknya tubuh tanpa nama
Perempuan ini masih disini,
Merajut benang-benang retas tak bersimpul
Bola matanya terus menghitung ujung-ujung bercabang
Dalam gelas kosong ini kau melihatnya, "Kenapa tidak kau rengkuh?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"