Kamis, 27 Desember 2012

SAMPAI

Tak ada apa pun yang ingin kusimpan di bawah hitam garis mataku ; tidak suara angin malam yang memintaku meratapimu, tidak juga ejekan detik waktu yang memakimu...tidak ada apa pun.

Aku sudah melepasmu saat tubuh tegaknya datang menopang sebagian mau diriku yang beterbangan kesana kemari pada saat diammu membunuh burung-burung liar di musim migrasi.

Lepas begitu saja dalam diam yang tak kunjung pecah dengan teriakan. Kubenamkan dalam-dalam pada merahnya airmata yang tumpah di bawah gerimis pagi ini,
"Arus air dari depan rumah usang di kaki bukit itu membawakan sepasang sandal jepit untuk telapak kaki kotorku..,"
Mengajak kedua kakiku berlari-lari kecil di bawah gerimis, berlari lirih dalam lirik lagu tentang gembiranya diri yang sampai di tempatnya berpulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"