Lembab dalam malam-malam memucat, senyap
Memerah pada bibir kelu penuh luka berdarah
Entah kapan mulai terbata mengeja bait-bait doa
Aku terlahir dari sebentuk noda
Berujar muak akan lelahnya menyapa dosa
Semalam bergumul dalam telanjangnya topeng diri
Seperti apa kelak ku asuh rumah-rumah tak berpintu?
Lorong-lorong hitam menghela takdir
Kususuri lamat-lamat dalam diam membuncah
Lenguhkah yang membuatku berani menamai hidup
Ataukah takdir tertulis yang hendak ku bentak?
Aku hanya setitik cahaya,
Hidup dari rindu-rindu semalam tanpa nama
Bermimpi dari sebait rayuan, lalu dihantam nyata
Tak ada arah untuk nista pada raut muka, selain percaya...inilah hidup yang dipilihkannya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"