Selipkan nikmat kemaluanku disana
Seperti saat ketelanjanganmu membeliku
Lalu bisikanmu membuatku muak, "Kau pelacur terindah,"
Puisikan lagi pelacurmu ini,
Dengan nafas memburu menagih kepuasan
Teriakkan dengan lenguh penuh kuasa atas tubuhku
Hingga terguncang tubuhku; meraung dalam jerit pilu
Khabarkan pada penikmat puisi-puisimu,
Bahwa sekali lagi kau berhak menelanjangiku
Menggumuliku seperti binatang tak bermata, puas memburu desah
Dan kian terlacur untuk keindahan yang hanya dikenali kemaluanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"