Rabu, 26 Oktober 2011

RINDU SEBATANG ROKOK

Senja tak pernah jadi milik kami

Ketika pernah kita tertikam masa
Melabuhkan rindu-rindu pada rasa
Menyayikan lagu takdir tanpa nada
Ketika itu pula kami melupakan mati

Kusesap dalam kau pada paru-paruku
Racuni kita yang pernah memintal mimpi bersama
Teringat sekian rentang masa kami dari sebatang rokok
Dulu cerita tak pernah ingin kita ingkari, tak akan terpungkiri
Kini kisah kita hanyalah siklus tentang tandusnya ladang gersang

Sebatang asap rokok pernah kita bakar berdua
Diantaranya tersisipkan ketakutan-ketakutan kami akan sepi
Ditiap asap rokok itu kami selipkan mimpi-mimpi tanpa lerai
Rindu itu sudah bukan lagi milikmu dan milikku, rindu itu mati
Kisah matinya rindu sebatang rokok hanyalah kisah, tak pernah jadi legenda

2 komentar:

  1. aku sulit menyingkap makna "Menyayikan lagu takdir tanpa nada" ini. barangkali tidak lagi ada suara indah yang semestinya kita dengar dalam takdir si aku

    bud sud seorang perokok, barangkali ada yang mau joinan di saat-saat sulit tidak ada yang bisa kita bakar hehe

    BalasHapus
  2. @ Mas Budi Sudarmanto :
    Bisa juga dimaknai seperti itu mas Bud, silahkan.

    Saya juga perokok mas Bud :D
    Silahkan kalau mau joint tapi rokok saya rokokk putih :D

    BalasHapus

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"