Kamis, 26 Desember 2013

SEKOTAK TANAH PEMAKAMAN

Huruf-huruf namanya bersembunyi dalam kotak kayu yang terkunci rapat. Corak serat kayu itu bercermin pada gerimis di luaran. Tak ada yang berani menyela,
"Bolehkah sekedar numpang duduk di beranda rumahmu?"
Bukan waktu yang sedang bertanya, entah...mungkin kenangan yang sedang bertandang, hendak meminta kembali namanya atau bahkan akan menambahkan tanah pekuburan di atas kotak kayu yang padanya masa lalu dikuburkan.

1 komentar:

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"