Rabu, 26 Oktober 2011

BINATANG BERTUBUH MANUSIA

Ada muka-muka itu disana
Mulut-mulut penuh meminta pinta
Tangan-tangan liar meraba jamah
Kaki-kaki menjalar kejar mengejar
Lari, aku harus melarikan diri!

Tawa-tawa memenuhi angkasa raya
Keseluruhan masa adalah mimpi-mimpi
Teriakan demi teriakan tak ubahnya cambuk
Bulir-bulir airmata sekedar larangan paling tabu
Manusia lalu tidak begitu, ini kematian!

Ajal tak selalu tercabutnya nafas pinjaman, kawan
Mereka, kita, kau dan aku mendekati kematian tanpa pusara
Tepat ketika kau menginjak aku sewaktu aku menikam mereka untuk kita
Persis sewaktu kita perkasa dalam bahagia saat mencabik-cabik teman seperjuangan
Kita bukan lagi manusia dengan naluri dan belas kasih, kita semua binatang bertubuh manusia

4 komentar:

  1. Memang banyak orang yang malas introspeksi kawan...

    Bagus juga kalau rajin berkunjung ke sini pasti
    dapat pencerahan :D

    BalasHapus
  2. @ Genta :
    Selamat datang lagi Genta.
    Sentil-sentillah blogku kawan, aku senang "ditusuk," hehehehe...

    BalasHapus
  3. hehe ada Sobat Genta rupanya. Hai bro Genta..
    -----------------------------------------
    ada protes sosial di sini hehe. barangkali benarlah kita ini makhluk yang sulit menjinakkan rasa hewani yang selalu ada dalam diri kita. menurutku puisi ini mengajak kita lebih jauh berintrospeksi, siapa kiranya diri kita.

    inspiratif, mbak'e hehe

    BalasHapus
  4. @ Mas Budi Sudarmanto :
    Semoga selalu ada yang bisa diambil sarinya dari setiap buah karya setiap penulis mas Bud.

    @ Genta :
    Ada mas Bud neh Nta :)

    BalasHapus

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"