Jumat, 14 Oktober 2011

JANGAN DULU KAU KAWINKAN AKU, MAK

Emak pemilik sorga abadi,
Jangan kau lipatkan doa untuk pintaku
Aku masih mau menyesap sorga dikakimu Mak
Tapi jangan dulu kau kawinkan aku musim ini
Aku masih takut memasungkan leher pada calon suamiku
Untuk apa aku kawin kalau dipaksa jadi budak tanpa otak?

Seperti yang Partinah pernah katakan padaku,
Meski badanku remuk, selagi kemaluannya tegak keras...
Dibolak-baliknya badanku sampai kemaluannya lunglai kelu
Suamiku itu lalu tidur tanpa memelukku, cintanya tandas
Aku tak mau seperti Partinah, Mak...hanya budak nafsu
Kalau aku punya suami, aku mau suamiku memeluk tanpa lepas 

Pernah juga Sukarti berbisik lirih ditelingaku,
Sebelum anak-anakku lahir, tiap hari rayuan suamiku mampir dihati
Dari ujung rambut sampai ujung kemaluanku semua membuatnya mencanduiku
Sekarang, tiap kudekati dia selalu menjauh kesana kemari
Aku bukan Sukarti, Mak...tak mau aku dimaui ketika ada mau
Suamiku tak boleh memandangku seperti barang bekas tak punya nilai

Emak pendoa sejati takdirku,
Teruslah berdoa untuk belahan hatimu ini
Jauhkan aku dari laki-laki pencari istri penikmat kelamin sewindu
Doakan dimusim kawin berikutnya ada laki-laki tanpa kelamin mencari istri
Akan kutunggu laki-laki itu dalam takzimnya doa-doa panjangku
Jangan dulu kau kawinkan aku, Mak...Yang kutemui belakangan hanya laki-laki dengan kelamin tanpa hati nurani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"