Kamis, 20 Oktober 2011

CUMBUAN KOPI PAGI DAN SEBILAH BELATI

Pahit diujung cangkir kopi
Menyesakkan raba rasa lidah
Pahit asam kau disana, panas
Bakar semua nadi dan darah
Aku tak mau menyesap manis
Pahit, hitam, panas...beliakkan mata!

Belati didepan meja takdir
Berkilat menyilaukan ujung mata
Tajam mengiris nurani, dingin membeku
Sayatkan saja sampai memerah darah
Aku tak akan memilih nyawa
Raga, roh, suara...ditikam kematian

Kutikamkan belati pada cangkir kopi
Beling itu meronta-ronta tak rela tertikam
Menyayat luka itu seperti sembilu kawan, sakit
Ketika sakit doa-doa itu terlepas penuh nyali
Biarlah tumpah darah itu pada tanah dan bernanah
Pahit saat tersayat itu seperti pagi, hening......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"