Seharian penuh amuk
Tak sekali pun hening 
Setiap hari injak menginjak 
Tak satu pun ingat doa
Perempuan itu telanjang
Terbungkus luluh peluh, hangat 
Setan karib pencari nikmat
"Anakku makan dari keringat Emaknya yang melacur,"
Kota itu punya banyak bilik 
Malam hanya perlu bintang, tak perlu lampu 
Sekat satu penuh muslihat, sekat lain penuh laknat 
Kota para badut, badut-badut ditengah kota
Laki-laki itu telanjang 
Mulutnya penuh racun, penjilat 
Neraka bukan pilihan tapi tujuan
"Anak istriku meminum darah laki-laki bengis,"
Kota itu punya banyak sekat 
Siang hanya perlu matahari, bukan udara 
Bilik satu terisi pengkhianatan, bilik lainnya tanpa harga diri 
Badut-badut ditengah kota para badut 
Kota para badut konyol 
Tiap tawa adalah hunusan pedang siap memenggal nurani 
Kota para badut bodoh
Tangis berarti nurani, tak ada nurani disini, ini kota matinya penyabung kemanusiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"