Sabtu, 10 September 2011

TAK SEBULAT HITUNGAN HARI

Pagi datang membawa embun pada daun-daun perawan
Seperti ketika kau datang dalam diam, tapi terasa
Siang benderang menarik jauh-jauh sejuk lena akan pagi
Begitu juga kau, memintaku lupa pada lalu yang membawa luka

Senja hadir dengan siluet jingga penuh pesona melipat benderangnya siang
Bagai hari-hari yang kemarin menyilaukan lalu kau redupkan dengan datangmu
Malam menikam senja pada gelap magis menjauhkan siluet senja dari hipnotis
Tak ubahnya dengan kau yang menemaniku saat temaram sekujur rasa


Kalaulah setelah pagi,
Aku menemukanmu masih sendiri tak jauh dariku
Jika saja siang yang benderang,
Makin mendekatkan kau pada adanya taut takdirku denganmu
Hingga senja yang hanya sekilas siluet,
Tak juga membuatmu lekang dalam hengkang padaku
Seketika cepatnya malam menyadurkan henyak kebenaranku akanmu
Sewaktu kutahu kalau rasamu tak pernah bulat penuh sehari untukku
Sampai kumenahu, kau pun mencabik-cabik hatiku dengan pisau itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"