"Lautan itu pernah kau bawakan untukku dalam senja yang teramat hening," hari dimana sekian nama-nama kutinggalkan untuk sekedar menggenggammu lekat dalam jalan-jalan setapak di telapak tanganku.
Bagaimana bisa aku membunuhmu pada senja yang tak pernah mampu mempertemukan janji dari wajah pucatmu yang terlambat meneriakkan rindu,
"Bukankah tak pernah ada cela pada senja di lautan...?" pada rindu yang terlambat pulang, dari senja yang bertamu di bahu mungilmu yang tersedu menumpahkan airmata. Seorang diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"