Sabtu, 07 September 2013

MELANKOLI GERIMIS

Ia membunuh kenangan, setelah lelah merias hati. Rintiknya menyayat garis-garis halus di ujung mata, memaksakan warna-warna perak pada mata yang buta dari pilunya rindu. Pagi ke malam, malam ke pagi... musnah tapaknya dihancurkan gerimis. Melankoli akrab bercengkrama dengan gerimis, semena-mena menikam kenangan. Terkubur diam di luar pagar, tak hendak mengingat apa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"