menjulang tinggi mengubur mau
Rajahlah esok dengan kelakar
hingga tak lagi mampu nafas berujar
Mendung adalah karib
tetap setia menyembunyikan luka
Tanah berpasir menghitam di dada
terpahat lekat dalam sejarah
Tak mungkin meratap pada batu nisan
Bukankah sedari awal kisah ini telah muram?
Terus diingatkan untuk kehilangan muka
Mendunialah dengan rasa yang kau tikam, aku tak lagi ingin bernadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"