Tiap datang selalu bawa gula-gula
Gula-gula itu membuatku mimpi indah
Bapakku pulang mengantarkan bahagia
Lalu kau sibuk menyesap manisnya gula-gula
Rabun menatap pahitnya malam di tubuh Emakmu
Bapakmu bukan laki-laki yang membayar mimpimu dengan gula-gula
Bukan yang menyelinap memasuki tubuh Emakmu, buru-buru berlalu sebelum kau terbangun
Diakah bapakku, Mak?
Ceritanya panjang tiada henti
Dari mulutnya aku jatuh ingin melihat laut
Bapakku datang membawakan dunia baru
Dan tiap hendak tidur kau lukis laut
Seakan disana, kau dan Emakmu saja penghuninya
Bapakmu bukan laki-laki yang mulutnya terus berbohong
Bukan yang menyabung tubuh Emakmu dengan gairah, lalu tak punya daya membawamu melihat laut
Kalau bukan mereka, siapa bapakku Mak?
Berikan aku seorang Bapak, Mak....satu saja,
Yang tak datang mengendap-endap masuk ke kamarmu
Yang tidak membuat tubuh telanjangmu terus dibasuh airmata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"