"Ada gubuk di kaki bukit, berjendela besar dan berpintu lebar...,"
Hari itu gerimis menyertai kedatangannya, bukan gerimis dari kedua mataku, tapi titik-titik bening dari dadanya,
"Lihat, disana kembang-kembang kopi itu bermekaran,"
Dan kita bercengkrama, sampai tiba jeda memangkas habis cerita. Hening, lalu...,
"Bunyi-bunyian itu sudah memanggilku, permisi...," hendak kubawa lukisan tentang gubuk dan pucatnya kembang-kembang kopi ini setelah tandas kopi terakhirku.
Ini gerimis terakhir..., sore penghabisan saat kulihat jari-jari tanganmu sibuk berkemas memunguti warna kuning di hatiku yang merana,
"Kalau saja rumahku tidak mempunyai pintu, hanya jendela besar...,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"