Mungkin di saat kau rubuh membasuh getir, aku terlalu pendiam untuk bertanya.
Dan mungkin di saat-saat seperti sekarang, saat aku tak memandangi pintu dan jendela, kau tak ubahnya kabut tebal di balik bukit yang tak mampu kupanggil untuk datang, bahkan dengan hatiku yang berseru.
Jadi beginilah kita, tak pernah saling mengenal di laut lepas.
Semua kegelapan membutuhkan ruangnya untuk tetap gelap dan dibiarkan jujur tanpa ada yang berhak atas nama apa pun untuk meleburnya. Apa saja yang tidak bisa diteriakkan disana, akan liar dan tumpah dalam ruangannya sendiri disini, sekedar untuk tetap bisa menjadi tegak dan jujur atas apa yang diyakini.
Senin, 15 Oktober 2012
YANG TERASING DI LAUTAN LEPAS
Itulah kenapa begitu sulit bagiku membagi diri pada kita di saat malam teramat pekat untuk kita yang tak pernah ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"