Selasa, 16 Oktober 2012

JENDELA TUA

Dari tempatku terbangun pagi ini, kulihat sekumpulan pohon-pohon besar yang memenuhi sekujur tubuh gunung-gunung menjulang di luar sana.

Hijau di kegelapan kabut abu-abu, seperti tubuh ini yang ditumbuhi shelter-shelter bus;pada waktu-waktu tertentu, begitu penat menampung wajah dan raut muka ratusan mereka, dan setelahnya...menanggung malu dihinggapi panjangnya sepi tanpa tanya dan keinginan untuk berlama-lama berdua.
"Mereka terlalu banyak, aku tak bisa mengenali mereka satu per satu...,"
"Lalu kenapa kau tak juga mengenalinya?"

Andai saja tanyamu bisa mendapati ratusan waktu disamping kanan tubuhku, terus lengang tanpa satu pun terbuka, mungkin kita akan sama-sama tertunduk.
"Jendela kayu tua ini hanya ingin membiasakan pagi dengan namamu di bening kacanya yang mengigil di datangi embun pagi,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"