Ada pagi di balik punggungmu
Tempat aku menyimpan halaman
Satu-satu akarnya tumbuh meraut waktu
Lalu masa berhenti berkejaran melepas angan
Aku menuduh kaki mencuri rupa
Rebahlah apa yang dimaui diri menjadi duri
"Angkasa, dimana aku bermula disebut nama?"
Setangkup diam mengelabui garis-garis pelangi
Entah siapa yang menghendaki pilihan,
Biar saja tanda seru membubuhkan amarah
Tak satu pun budak berteriak mengutuk pasungan
Aku meminta sendiri berpulang pada tempatnya, "Ziarahiku tanpa jengah,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"