Kamis, 02 Agustus 2012

MUAK DENGAN AIRMATA

     Aku mencarinya dalam mulut terbata-bata, tak mampu menyebut namanya dengan seksama. Kuajak angin berbicara, kemana kenanganku dengannya yang membuat tegak hati menyeru rindu? Sekejam inikah rasa menguap dari setiap inci kulit yang masih menangkapi udara?
Aaahh...aku terlampau sering melupakan ujung-ujung bibirku yang berkarat menimbun kehilangan demi kehilangan dari sesuatu yang tak pernah kukenali. Ya, tidak juga dirimu. Kita yang kau bawa ke pesisir pantai, tempat kau dan aku melarung semua bilur-bilur luka, menggantinya dengan senda gurau, lalu sedikit harapan dan setumpuk lagi mimpi yang berkilat-kilatan ; menyilaukan kesadaran. 
     "Sejak memutuskan tidur, doaku hanya satu : aku muak membuka mata untuk airmata!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"