Malam kusimpan pada mata
Nyala lilin membakar telapak tangan
Dengan tubuh tanpa selembar benang
Aku bercermin pada dinding,
Kau mati bersamaku
Memenggal tubuhku yang terlacurkan
Menghilang dengan punggung kubaca
Adaku adalah bara, menghanguskanmu
Kau datang tanpaku
Menggenggam banyak cerita hening
Merebahkan puluhan lalu lalangnya masa
Aku membatu pada gemuruh kata-kata
Kita benalu di hati,
Hidup dari bisunya kematian
Terbunuh saat jantung menyalak
Merasuki rusuk-rusuk rapuh, noda tanpa suara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"