Pada sukanya langkah,
Aku menari mengisahkan hati
Membuang sampur dengan doa
Dalam senyum tipis teruntuk alam
Bunyi-bunyian gamelan canduku
Memoles pulas mata mereka dalam buaian
Aku memulai langkah dengan pinggul gemulai
Menari, terus menari...mengajak malam berbicara
Tarianku menua pada jaman,
Di hitung langkah satu demi satu
Tanpa merahnya gincu dan belahan dada
Tak harus dengan jamah dalam dengus nafas
Aku penari yang berhenti menari,
Membunuh langkah ketika di namai pengundang birahi
Membuang kaki ketika muara kakiku mengundang desah
Tetap menari, tanpa kaki, tanpa pinggul, tanpa dada...terus menari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"