Kusiapkan jari-jariku untuk menuliskan puisi
Ajari aku menuliskan cintamu dalam puisiku
Seperti apa mempuisikan cinta,
Dengan matamu pada buah dadaku
Dengan jemarimu pada pahaku
Dengan nafas birahimu di telingaku
Seperti apa menuliskan cinta,
Ketika janjimu untukku, juga untuknya
Ketika datang dan pergimu tanpa salam
Ketika kemaluanmu disini, juga disana
Bagaimana caramu mengajariku mempuisikan cinta,
Kalau akadmu hanya pada kerasnya kemaluanmu
Kalau cinta yang katamu indah, tak pernah meninggalkan ranjang
Untuk apa mempuisikan cintamu, kalau cinta yang kau ajarkan hanya birahi?
Ajari aku menuliskan cintamu dalam puisiku
Seperti apa mempuisikan cinta,
Dengan matamu pada buah dadaku
Dengan jemarimu pada pahaku
Dengan nafas birahimu di telingaku
Seperti apa menuliskan cinta,
Ketika janjimu untukku, juga untuknya
Ketika datang dan pergimu tanpa salam
Ketika kemaluanmu disini, juga disana
Bagaimana caramu mengajariku mempuisikan cinta,
Kalau akadmu hanya pada kerasnya kemaluanmu
Kalau cinta yang katamu indah, tak pernah meninggalkan ranjang
Untuk apa mempuisikan cintamu, kalau cinta yang kau ajarkan hanya birahi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"