Telingaku berdarah
Tanganku gemetar
Dadaku penuh sesak
Kedua kakiku ditoreh luka
Kau tak ada, Mak
Bapak juga tak pernah ada
Aku takut boleh takut
Sekali saja aku ingin memelas
Dimana jalanku terhenti?
Ketika aku meraung, sekaratku menulikan kalian
Bagaimana caraku bertemu ajal?
Ketika aku terlahir tapi terus meraba lukanya duka
Aku kesendirian yang dipaksa hadir
Terbungkam persetubuhan panasnya ranjang haram
Lalu dimuntahkan pada menara nista tanpa pencipta
Biarkan aku terus meminta luka dengan mataku, biarkan aku terluka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"