Rabu, 14 Desember 2011

SAJAK PEREMPUAN YANG MENANTI DUKA

Ku ingat datangmu dalam gerimis airmata
Tubuh yang tak lagi ranum seperti semula
Air muka yang tak lagi bercerita tentang muda
Pijak kaki yang kerap terhenti penuh tikaman luka
Kau perempuan kesekian dari kisah malam yang berduka

Anakku bertanya dimana bapaknya,
Ku bujuk lugunya dengan baju baru dan mainan
Terus saja mulut kecilnya menanya siapa bapaknya
Ku maki diri di depan cermin dengan darah dan noda
Ku siksa masa dalam nanah yang tak pernah bisa ku perdaya



Malam itu semua telah di ambil bapakmu, Nak
Cinta dan harga diriku di buangnya pada ujung malam
Membesarkanmu dalam pergumulan malam membuatku berontak
Memupukmu dengan seluruh cintaku diantara begitu kelamnya malam
Biarkan dulu ibumu ini disini, Nak…jangan dulu kau cari bapak

Yang ku dapati sore ini,
Masih kau dengan airmata dalam kisah berulang
Tentang laki-laki yang datang pada musim mekarnya kembang kopi
Memberimu gula-gula haru birunya kisah cinta seperti semua tak akan gamang
Dan airmatamu itu masih tetap duka yang mudah tertebak, duka yang dinanti?

Kemarilah, sekali lagi kita hadang malam
Jangan kau teteskan airmata ketika menyulam noda
Jangan lagi kau bawa resah pada skenario malam
Sekali setelah ini kau maui untuk usai, larikan kemurkaanmu untuk barunya bahagia
Luruhkan noda ketika kau mau semua terhenti dan menjauhi nista, jangan lagi tenggelam!

2 komentar:

  1. bangkitlah dari masa kelammu ^_^

    sukaaaa :D

    BalasHapus
  2. @ mas Ramadhani :
    Mas Dhani lagi!
    Akhirnya ada puisiku yang mas Dhani suka, horeeeee......!!!

    BalasHapus

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"