Kau serahkan ketelanjanganmu atas nama cinta
Ketika ku mau kita dalam kisah satu malam tanpa lelah
Dan kau meminta seluruh hidupku untuk esok yang selamanya
Kau yang membunuh ranjang kita, ketika…
Aku menginginkanmu dalam birahi panjang di malam dingin
Namun dengan desahmu kau bujuk aku dalam pasungan cinta
Dan seluruh petualanganku menolakmu untuk semua yang tak kuingin
Kau langgar batas yang membuat ranjang kita hening
Dulu berbisik lirih menimba mesum untuk semusim rasa
Menunggu lenguh nikmatnya persetubuhan yang tak pernah kering
Kini kau minta akad untuk cinta dari balik pergumulan raga
Kau nanti ranjang yang mati di tanganmu
Siksa hatimu untuk kematian yang kau tikamkan sendiri
Bunuh kita ketika kau memintaku bersanding untuk ikatan semu
Ini ujung penantianmu, ranjang kita yang kau akhiri
saat dirimu meminta aku bersanding dengan dirimu
BalasHapusmaaf, aku tidak bisa
karena aku tidak ingin terbelenggu oleh jenjang pernikahan
==> ada rasa takut dan trauma dengan pernikahan dalam puisinya :D
@ mas Ramadhani :
BalasHapusTiap mas Dhani serius begitu, kok saya jadi salah tingkah sendiri ya? Hehehe...Lanjutttt mas ;)