Minggu, 18 Desember 2011

LIRIH PERIH PEREMPUAN PEMBUNUH GENTAR

Namanya Sukarti
Dulu tiap pagi menanam padi
Bukan di sawah pribadi karena hanya buruh tani
Sukarti perempuan desa, tak punya mimpi

Sekarang Sukarti punya suami
Pengikatnya dalam akad suci
Laki-laki itu bersumpah menjaganya hingga mati
Sukarti diperistri ksatria, mulailah Sukarti bermimpi

Dalam mimpi, laki-laki ksatrianya berbisik hambar
“Aku ingin punya istana penuh anak-anak lucu, anak-anak kita,”
Pada kenyataan setelah mimpinya usai, Sukarti mendengar
“Kamu perempuan hebat yang bisa membangunkanku istana,”

Ksatrianya tak mampu jadi buruh tani
Suami Sukarti hanya mampu menggoyang ranjang
Laki-laki perkasanya tak ingin mimpinya usai
Suami Sukarti terus memintanya hengkang ke negeri seberang

Sukarti mulai merendakan mimpi suaminya
Menjauhi kampung halaman sekedar untuk berburu dinar
Sukarti melupakan peluh dan airmatanya
Terus menghibur diri dalam lirih perihnya perempuan pembunuh gentar

2 komentar:

  1. teruslah semangat menulis mba...salam kreatif..salam sastra :)

    BalasHapus
  2. @ mas Nanangrusmana :
    Terimakasih bara semangatnya mas.
    Saya masih belajar dan terus belajar, mohon selalu bimbingannya.

    BalasHapus

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"