Kuingat laki-laki tua itu disatu masa
Mulutnya terus berbuih asap tembakau
Tatapannya begitu tajam menghujat renta
Sudah lama laki-laki itu buta dan membisu
Kalau waktu tak memakan usia
Inginnya dia membuka mata untuk bahagia
Menghancurkan jangkar ketika bertemu labuhan
Lalu bersandar pada beranda rumah dengan belaian
Laki-laki tua itu masih ditempat yang sama
Tetapdengan tembakaunya yang menyengat
Matanya buta, tapi penuh dengan cerita lama
Sesekali dihapusnya airmata yang menetes hangat
Di genggamnya cerita usang itu begitu lama dan erat
Bibirnya mendarat pada genggaman tangannya, laki-laki itu mencium kenangannya
Dia tiupkan sedikit nafas lelahnya untuk genggaman yang tak lagi erat
Laki-laki itu aku…aku yang berakhir pada liang kubur penuh dengan kenangan lama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"