Jangan meratapinya, marahlah!
Pada malam yang membuat karam
Saat gelap kembali memasung amarah
Ketika haru kembali lagi untuk temaram
Marahlah!
Demi noda yang harus terus kau cipta
Demi terkoyaknya cinta dalam penistaan
Teruntuk tatapan hampanya penglihatan tak nyata
Teruntuk tercabiknya berkali lagi harga diri
Marahlah!
Kita bukan badut-badut taman hiburan
Yang seharian terus memulas senyum untuk mereka yang datang
Lalu menyanyikan pilunya siksaan pada kotornya tubuh yang tertawan
Kita bukan badut-badut penadah pati yang sekali dipakai lalu terbuang
Marahlah, marah untuk kita yang sudah terlalu lama terlunta di akhir kenikmatan
mampir, salam mbak... makin banyak kiasan, makin bercahya.. mantap
BalasHapus@ bangkemal :
BalasHapusSalamku kembali bang.
Senang sekali bang Kemal sempatkan mampir kemari.
Mohon selalu bimbingan dan sentilanmu bang.
permisi numpang lewat...............
BalasHapus@ Zeta :
BalasHapusTumben adoh temen nyasarmu sampe' mrene le?
Iki "omahku" Nangh, monggo lek kate ngopi karo leyeh-leyeh ;)
siiiiiiiiip...uapik2 tulisane rek...
BalasHapus