Kamis, 01 Desember 2011

KAMBOJA PUTIH DI ATAS BUKIT TANYA (2)

    Senja ini, aku masih dibawah rindangnya kamboja putih. Masih dibukit penuh tanya tempatku bersandar dengan sejumput kegalauan.

Kau disana, sibuk mengemasi matahari
Melipat semua pijak jejak dengan buru-buru
Bersenandung riang untuk nada-nada nirwana
Kunikmati saja punggungmu dari kejauhan sini

Sebentuk rekahan kisah kau rekatkan kembali
Pelan dan khidmat rindu itu membelai sejarahmu
Meningkahi mereka dengan menjulangnya kenangan
Airmataku tumpah ketika kedekatanmu begitu sulit kusentuh

Aku tak hendak kemana-mana lagi sayang
Bukit ini sudah kupilih sejak lelahku terlalu mendera
Sudah kusematkan sisa hidupku pada bunga-bunga Kambojanya
Ketika adamu adalah kebetulan yang mempertemukan, aku menunggu

Setengah hati ini masih berwarna merah
Tapi ragaku sudah lama ku kuburkan pada akar-akar Kamboja di bukit ini
Hati ini hidup dalam raga yang tiada, seperti menunggu luka kesekian pada akhir
Ku raba punggungmu dengan hatiku yang tak pernah kau sentuh, sayang...bolehkah aku minta kau kuburkan?

      Sekuntum Kamboja putih itu jatuh menerpa punggungmu. Senja makin memerah ketika makin banyak Kamboja putih itu jatuh menyentuh punggungmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"